Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi asal China, Huawei, memutuskan untuk menunda pengembangan Cip Kirin yang tertanam pada Smartphone Mate 60 dan beralih fokus ke Cip kecerdasan buatan (AI).
Dilansir dari The Verge, Selasa (6/2/2024) dilaporkan bahwa Huawei akan fokus pada peningkatan pembuatan chip AI-nya, Ascend 910B, dengan mengorbankan produksi ponsel Mate 60 di setidaknya satu fasilitas.
Huawei membuat chip Ascend AI dan chip Kirin, yang memberi daya pada Mate 60, dalam satu fasilitas. Namun, produksi di pabrik tersebut menurun, orang-orang yang akrab dengan masalah ini mengatakan kepada Reuters.
"Perusahaan sekarang berencana untuk memprioritaskan cip AI," kata sumber anonim.
Permintaan untuk cip Ascend, yang membantu dalam melatih model AI, telah tumbuh di dalam negeri. Dengan menunda produksi cip untuk Mate 60, Huawei dapat fokus pada peningkatan jumlah chip yang dapat digunakan dan dijual dari fasilitas tersebut.
Mate 60 membantu Huawei mengalahkan penjualan ponsel Apple di negara itu pada 2023, tulis South China Morning Post, yang membuat memperlambat produksinya menjadi taruhan yang menarik tentang pentingnya AI bagi perusahaan.
Huawei merebut kembali peringkat penjualan No. 1 di Tiongkok dengan handset 5G premium, meskipun ada sanksi perdagangan AS yang diberlakukan sejak 2019
Sebelumnya, Huawei kembali menduduki posisi teratas dalam penjualan ponsel pintar di China dalam dua minggu pertama tahun ini, pertama kalinya Huawei memimpin penjualan di negara tersebut sejak akhir 2020, menurut sebuah laporan dari firma riset Counterpoint.
Lonjakan penjualan, yang terjadi setelah diperkenalkannya ponsel 5G canggih oleh Huawei tahun lalu, menggarisbawahi kegagalan kontrol ekspor AS yang makin ketat untuk mencegah China mengembangkan dan memproduksi teknologi canggih seperti semikonduktor kelas atas.
Baca Juga : Penjualan Smartphone Moncer, Huawei Proyeksi Pendapatan 2023 Tembus Rp1,53 Kuadriliun |
---|
Huawei Technologies memprediksi pendapatan melampaui 700 miliar yuan atau sekitar Rp1.533 triliun pada 2023.
Target pendapatan tersebut lebih tinggi 9% year-on-year (yoy) dibandingkan pendapatan tahun 2022 yang mencapai 642,3 miliar yuan atau Rp1.406 triliun.
Perkiraan tersebut menunjukkan bukti lebih lanjut bahwa Huawei tengah mengalami pemulihan dari sanksi AS yang dimulai pada 2019 melumpuhkan beberapa lini bisnisnya dengan membatasi akses ke teknologi global yang penting seperti chip semikonduktor canggih.
Dalam pesan tahun barunya, Chairman bergilir Huawei Ken Hu mengungkapkan perusahaan telah melewati badai tekanan selama bertahun-tahun dan kini Huawei telah kembali ke jalur kinerja yang sesuai.