Bisnis.com, JAKARTA - Badai PHK kembali mengantui industri teknologi, di mana PayPal mengumumkan adanya pemberhentian kerja terhadap 2.500 karyawan.
Mengutip dari Bloomberg, PayPal harus merumahkan ribuan karyawannya untuk mendorong pertumbuhan perusahaan.
CEO PayPal Alex Chriss memutuskan memangkas sembilan persen dari total pegawaip erusahaan untuk menyesuaikan proporsi perusahaan dengan tepat.
Adapun karyawan yang terdampak akan diberi tahu pada akhir pekan ini.
"(PHK memungkin perusahaan untuk) bergerak dengan cepat dan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kami dan mendorong pertumbuhan yang menguntungkan," kata Chriss dalam memonya, Selasa (30/1) waktu setempat.
Meskipun begitu, PayPal tetap akan berinvestasi pada bidang bisnis saat ini.
"Di saat yang sama, kami akan terus berinvestasi pada bidang bisnis yang kami yakini akan menciptakan dan mempercepat pertumbuhan," lanjut Chriss.
Adapun diketahui hingga saat ini, PayPal memiliki sekitar 29.900 karyawan per akhir 2022.
Sebelumnya, perusahaan fintech ini juga pernah melakukan PHK lebih dari 2.000 pekerjaanya pada Februari 2023.
Dilansir dari Bloomberg, kebijakan tersebut memengaruhi sekitar 7 persen karyawan, karena akibat
adanya perlambatan ekonomi makro yang membebani bisnis perusahaan dalam beberapa kuartal terakhir.
Merespons kondisi tersebut, perusahaan telah berjanji untuk mengurangi biaya termasuk melalui pemutusan hubungan kerja dan penutupan kantor di seluruh negeri.
"Langkah-langkah itu seharusnya membantu perusahaan menghasilkan penghematan US$900 juta tahun lalu dan setidaknya tambahan US$1,3 miliar pada 2023," ujar Chief Executive Officer Dan Schulman dalam sebuah memo.
Schulman menyebut saham PayPal terpukul oleh perlambatan pertumbuhan volume pembayaran di platformnya setelah pandemi mulai surut.