Paypal Tunjuk Alex Chriss Sebagai CEO Baru

Crysania Suhartanto
Selasa, 15 Agustus 2023 | 23:26 WIB
PayPal/Istimewa
PayPal/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Eksekutif perusahaan fintech Intuit Inc., Alex Chriss ditetapkan sebagai CEO Paypal yang baru. Chriss akan menggantikan Schulman yang akan pensiun dalam waktu dekat. Kendati demikian, Schulman akan tetap menjabat sebagai direksi. 

Dalam sambutannya, Alex Chriss merasa bangga dapat melanjutkan tongkat estafet dan memiliki kesempatan untuk bekerja dengan tim PayPal yang berbakat dan berkomitmen.

Dikutip dari Bloomberg, Chriss diperkirakan akan mulai menjabat pada 27 September 2023.

Sebagai CEO, Chriss akan menghadapi pekerjaan rumah yang cukup berat saat ini. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi yang membuat perusahaan mengalami perlambatan pertumbuhan sehingga sahamnya anjlok.

Padahal, pada masa pandemi, perusahaannya pernah menjadi favorit masyarakat karena semua yang dipaksa harus serba digital.

“Chriss akan mewarisi cerita yang menantang tetapi bukan cerita yang tidak bisa diperbaiki,” ujar analis dari Mizuho Securities Amerika Dan Dolev, dikutip dari Bloomberg, Selasa (15/8/2023).

Sebagai informasi, pengumuman inipun membuat saham Paypal mengalami kenaikan hingga 2 persen menjadi US$62,78 di awal perdagangan New York. Alhasil, nilai sahamnya saat ini sudah sebesar US$70 miliar atau Rp1.073 triliun.

Namun ini bukanlah angka tertinggi Paypal. Diketahui, pada Juli 2021 saham Paypal pernah naik hingga US$308,53 sehingga kapitalisasi pasarnya mencapai US$360 miliar atau sekitar Rp5.522 triliun.

Sebelumnya, PayPal meluncurkan stablecoin berdenominasi dolar AS, sekaligus menjadi perusahaan teknologi keuangan besar pertama yang menggunakan mata uang digital untuk pembayaran dan transfer.

Peluncuran stablecoin ini mendorong saham PayPal 2,66 persen pada perdagangan Senin (7/8/2023), yang mencerminkan kepercayaan investor di industri aset kripto yang tertekan selama 12 bulan terakhir.

Meskipun stablecoin, yang merupakan token aset kripto dengan nilai dipatok pada aset yang stabil untuk melindungi dari volatilitas, telah ada selama bertahun-tahun, keberadaannya belum berhasil membuat kemajuan dalam ekosistem pembayaran utama.

Sebaliknya, konsumen kebanyakan menggunakan stablecoin sebagai sarana untuk memperdagangkan mata uang kripto lainnya, seperti Bitcoin dan Ethereum. Stablecoin terbesar di dunia adalah Tether, diikuti oleh USD Coin, yang dikeluarkan oleh penyedia kripto Circle.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper