Starlink Milik Elon Musk Jadi Target Kekacuan Rusia Selanjutnya

Hesti Puji Lestari
Senin, 29 Januari 2024 | 07:37 WIB
Elon Musk/Bloomberg
Elon Musk/Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia kini menargetkan layanan Starlink milik salah satu orang terkaya dunia, Elon Musk.

Dilansir dari Business Insider, pasukan Rusia memasang pengacau sinyal ke tank mereka dengan tujuan untuk mengganggu komunikasi satelit Starlink.

Taktik ini dirancang khusus untuk menghalangi pengoperasian drone Ukraina yang mengandalkan sinyal satelit tersebut. Akibatnya, unit militer Ukraina terpaksa mengubah taktik mereka, mendekati zona konflik.

Sebagaimana diketahui, proyek Starlink milik Elon Musk telah memainkan peran penting dalam menjaga saluran komunikasi bagi pasukan Ukraina.

Selain kegunaan militernya, layanan satelit juga berperan penting dalam menjaga bisnis Ukraina tetap berfungsi selama kekacauan terjadi.

Layanan ini telah menjadi jalur komunikasi penting bagi militer dan warga sipil di Ukraina.

Akan tetapi, hal tersebut justru membawa dampak yang berbeda di kubu Rusia. Dengan lancarnya jaringan komunikasi dan bisnis di Ukraina, maka akan semakin lama perjuangan Kremlin merebut kembali wilayahnya.

Oleh sebab itu, Rusia dilaporkan mulai menyerang Starlink milik Elon Musk yang dianggap menguntungkan Ukraina.

“Rusia benar-benar ingin menemukan cara untuk meniadakan penggunaan Starlink oleh Ukraina,” kata Brian Weeden, kepala program untuk lembaga nirlaba Secure World Foundation

Pada awal konflik, SpaceX menyediakan ribuan perlengkapan Starlink ke Ukraina, yang secara signifikan meningkatkan kemampuan komunikasi negara tersebut.

Namun kontroversi muncul ketika biografi Musk menyiratkan bahwa Elon Musk beberapa waktu lalu dianggao telah membatasi akses Starlink Ukraina untuk rencana drone kapal selam terhadap kapal-kapal Rusia di Krimea.

Belakangan terungkap bahwa cakupan Starlink tidak termasuk wilayah yang diduduki Rusia sejak 2014. Meskipun Ukraina meminta akses Starlink di wilayah tersebut, Musk menolak, dengan alasan kemungkinan meningkatnya konflik antara kedua negara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper