Pemerintah Biden Minta Google Cs Batasi Akses China untuk Pengembangan AI

Leo Dwi Jatmiko
Sabtu, 27 Januari 2024 | 11:00 WIB
Logo Google terlihat di luar kantor perusahaan teknologi tersebut di Beijing, China, Rabu (8/8)./Reuters-Thomas Peter
Logo Google terlihat di luar kantor perusahaan teknologi tersebut di Beijing, China, Rabu (8/8)./Reuters-Thomas Peter
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintahan Biden meminta agar perusahaan komputasi awan Amerika Serikat seperti AWS, Google Cloud dan lain-lain, lebih selektif dalam memberikan akses ke data center mereka untuk kepentingan model AI. Langkah ini untuk mencegah China yang makin agresif dalam mengembangkan AI dan dilihat sebagai hal yang berbahaya.

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan AS tidak bisa melarang aktor non-negara atau China atau orang-orang yang tidak diinginkan untuk mengakses komputasi awan mereka demi kepentingan pengembangan AI. 

Namun, pemerintah AS dapat meminta kepada para operator komputasi awan untuk lebih selektif dalam memberikan akses. 

“Kami menggunakan kontrol ekspor pada cip. Cip-cip tersebut ada di pusat data komputasi awan AS, jadi kita juga harus mempertimbangkan untuk menutup jalur tersebut bagi potensi aktivitas berbahaya,” kata Gina dikutip reuters, Sabtu (27/1/2024). 

Pemerintahan Biden mengambil serangkaian langkah untuk mencegah Tiongkok menggunakan teknologi AS untuk kecerdasan buatan, karena sektor yang sedang berkembang ini menimbulkan kekhawatiran keamanan.

Peraturan "kenali pelanggan Anda" yang diusulkan dirilis pada  Jumat untuk inspeksi publik, akan dipublikasikan pada Senin, (29/1/2024).

“Amerika Serikat berusaha sekuat tenaga untuk menolak kekuatan komputasi Tiongkok yang mereka inginkan untuk melatih model (AI) mereka sendiri, namun apa gunanya jika mereka menyiasatinya dengan menggunakan cloud kami untuk melatih model mereka?" kata Gina. 

Bulan lalu, Raimondo mengatakan Departemen Perdagangan tidak akan mengizinkan Nvidia (NVDA.O), membuka tab baru "untuk mengirimkan chip AI paling canggih dan berkekuatan pemrosesan tertinggi, yang akan memungkinkan Tiongkok untuk melatih model terdepan mereka."

Pemerintah AS khawatir terhadap Tiongkok yang mengembangkan sistem AI yang canggih karena berbagai alasan keamanan nasional dan telah mengambil langkah-langkah untuk menghentikan Beijing menerima teknologi mutakhir AS untuk memperkuat militernya.

Sebeliumnya, pada Agustus 2023, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang melarang beberapa investasi baru AS di China seperti chip semikonduktor dan mewajibkan pelaporan kepada pemerintah di sektor teknologi lainnya. 

Perintah yang sudah lama ditunggu-tunggu memberi wewenang kepada Menteri Keuangan AS untuk melarang atau membatasi investasi AS di entitas China. 

Pembatasan tersebut diberlakukan pada tiga sektor, yang meliputi semikonduktor dan mikroelektronika, teknologi informasi kuantum, dan sistem kecerdasan buatan tertentu.

Pemerintah AS mengatakan bahwa pembatasan tersebut berlaku untuk “subkelompok yang sempit” dari tiga bidang tersebut, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Usulan ini terbuka untuk masukan publik. 

Menurut Biden, hal ini dilakukan untuk mencegah China meniru teknologi dari Amerika yang dapat memodernisasi militer mereka dan mengancam keamanan nasional Amerika.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper