Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan investasi Rigel Capital menilai angka investasi startup di Asia Tenggara pada kuartal IV/2023 sudah jauh membaik dibandingan dengan kuartal-kuartal sebelumnya pada 2023.
Founder & Managing Partner Rigel Capital Sebastian Togelang mengatakan angka investasi kuartal IV/2023 naik 28% dibandingkan kuartal I/2023.
“Sejak kuartal lalu, angka investasi mulai meningkat, contohnya perbandingan kuartal I/2023 dan kuartal IV/2023 yang naik 28%. Saya kira, kita sudah melihat cahaya di tengah terowongan gelap,” ujar Sebastian pada paparannya di acara Indonesia PE-VC Summit, Kamis (25/1/2024).
Sebagai informasi, berdasarkan laporan Southeast Asia Deal Review 2023 yang dibuat DealstreetAsia dan Rigel Capital, total pendanaan dari modal ventura di Asia Tenggara pada kuartal I/2023 berada di angka US$1,65 miliar atau Rp26,1 triliun (asumsi kurs Rp15.830/US$).
Angka inipun meningkat pada kuartal II/2023 menjadi US$1,93 miliar atau Rp30,5 triliun. Lalu terus meningkat pada kuartal III/2023 sebesar US2,09 miliar atau Rp33 triliun . Kemudian, puncak pada 2023 berada pada kuartal IV/2023 yang berada di angka US$2,28 miliar atau Rp36 triliun.
Namun, Sebastian mengatakan bahwa sekalipun angka investasi meningkat, sektor yang disasar mulai berubah.
Sebastian mengatakan, saat investasi pada sektor e-commerce berkurang hingga 50%, sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan sektor hijau justru meningkat 20%. Selain itu, sektor mobil listrik dan aquatech justru mengalami kenaikan drastis.
“Kita cukup optimis di kuartal IV/2023 kita mengalami kenaikan investasi secara perlahan, tetapi hal tersebut merupakan kesempatan yang bagus,” ujar Sebastian.
Lebih lanjut, kondisi sulit investasi pada 2023 justru merupakan kesempatan bagi investor untuk melihat perusahaan dengan fundamental yang bagus.
Menurut Sebastian, di era krisis ekonomi 2008-2009, perusahaan yang memiliki fundamental bagus seperti Google dan Facebook bisa melewati krisis tersebut dan bahkan menjadi lebih kuat.
“Jadi, ini merupakan saat yang tepat untuk melihat dan memilih perusahaan yang kuat,” ujar Sebastian.
Selain itu, kata Sebastian, saat ini merupakan saat yang tepat bagi startup untuk menjadi lebih baik dan lebih disiplin, sehingga nantinya nilai valuasi akan lebih masuk akal.
Namun, di sisi lain, menurut laporan dari modal ventura Mandiri Capital Indonesia, angka investasi ke startup di Indonesia justru mengalami penurunan dari semester II/2022, semester I/2023, dan semester II/2023.
Diketahui, pada semester II/2022, angka investasi mencapai US$1.146 juta atau Rp18,1 triliun (asumsi kurs Rp15.830/US$).
Kemudian menurun menjadi hanya US$439 juta atau Rp6,9 triliun pada semester I/2023 dan kembali menurun pada semester II/2023 menjadi US$259 juta atau Rp4,1 triliun.