Didominasi AI, Cisco Bagikan 5 Tren Bisnis dan Teknologi di Indonesia pada 2024

Restu Wahyuning Asih
Jumat, 19 Januari 2024 | 18:42 WIB
Ilustrasi kecerdasan buatan/doc.Microsoft
Ilustrasi kecerdasan buatan/doc.Microsoft
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Cisco membagikan tren utama dalam bisnis dan teknologi yang membuka era baru bagi perusahaan di Indonesia.

Dalam tren tersebut, teknologi artificial intelligence (AI) mendominasi dengan hadirnya tool generative AI pada 2023 lalu.

Ketersediaan tool generative AI untuk publik telah menciptakan perhatian lebih besar terhadap peluang baru AI.

Di mana pasar generative AI di Indonesia diperkirakan akan mencapai US$212,6 juta pada 2023 dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 27%.

Di tahun mendatang, perusahaan-perusahaan di Indonesia harus bisa menyertakan AI ke dalam organisasi mereka secara efektif, sekaligus menangkap peluang dari tren-tren baru lainnya untuk mendorong pertumbuhan bisnis mereka.

Nah berikut ini adalah lima tren utama dalam bisnis dan teknologi yang membuka era baru bagi perusahan-perusahaan di Indonesia.

1. AI Menjadi Teknologi Must Have

Bermula dari teknologi yang bagus untuk dimiliki atau Nice to Have, AI kini menjadi teknologi yang harus dimiliki atau Must Have.

Industri AI diharapkan tumbuh dari US$95,60 miliar menjadi US$1,8 triliun pada tahun 2030, akan jadi salah satu pendorong utama ekonomi dunia di dekade berikutnya.

Sayangnya perusahaan saat ini belum sepenuhnya siap memanfaatkan peluang ini. AI Readiness Index tahunan Cisco mengungkapkan bahwa hanya 1 dari 5 (20%) organisasi di Indonesia yang benar-benar siap untuk menjalankan dan memanfaatkan AI.

68% mengakui kekhawatiran besar mengenai dampaknya terhadap bisnis jika mereka gagal mengambil langkah dalam 12 bulan mendatang.

Namun kini, semua organisasi di Indonesia melaporkan bahwa urgensi perusahaan untuk menggunakan teknologi AI meningkat dalam enam bulan terakhir. Hampir semua (99%) organisasi sudah memiliki strategi AI yang kuat atau sedang dalam proses untuk mengembangkan strategi tersebut.

2. AI dan Risiko Keamanan

Meskipun sebagian besar organisasi di Indonesia mengakui pentingnya tata kelola AI, namun privasi data adalah risiko utama.

Ketika dampak AI meningkat, kerangka peraturan akan terus berkembang, sehingga mengharuskan berbagai perusahaan untuk tetap update dengan peraturan setempat dan internasional yang relevan.

Mereka juga harus menerapkan kebijakan-kebijakan internal di waktu yang tepat, untuk mengatasi masalah privasi dan keamanan data, serta penggunaan teknologi AI yang bertanggung jawab dan etis.

Hal ini termasuk menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang kuat dengan mempertimbangkan potensi kerentanan yang dikenalkan oleh sistem AI, dan pelatihan dan peningkatan keterampilan terus-menerus untuk memastikan karyawan tetap kompeten dalam mengatasi risiko.

Perusahaan yang mengembangkan aplikasi AI harus mempertimbangkan untuk membenamkan keamanan, privasi dan kepercayaan berdasarkan proses desain di seluruh siklus pengembangan inovasi mereka dan aplikasinya dalam produk, layanan dan operasional perusahaan.

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper