Kenalan dengan 7 Satelit Indonesia yang Masih Mengorbit, 11 Lainnya sudah "Kedaluwarsa"

Crysania Suhartanto
Minggu, 14 Januari 2024 | 12:48 WIB
Foto bumi dari satelit/unsplash
Foto bumi dari satelit/unsplash
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia sudah meluncurkan secara total 18 satelit. Namun, karena masa pakai satelit hanya 15 tahun, kini hanya tinggal 7 satelit yang mengorbit di udara.

Adapun satelit tersebut adalah Nusantara Tiga, Nusantara Satu, Telkom-4, Telkom 3S, Lapan A3, BRISAT, dan Lapan A2 (IO-86).

1. Nusantara Tiga (Satria-1)

Satelit Nusantara Tiga atau Satria-1 merupakan satelit milik pemerintah yang berfungsi untuk menghadirkan sinyal di wilayah-wilayah 3T (terluar, terpencil, terdepan). Satelit ini resmi diluncurkan pada 19 Juni 2023 dan beroperasi sejak 25 Desember 2023.

Satelit yang dirakit oleh Thales Alenia Space (TAS) ini mengusung bobot 4,6 ton dan tinggi 6,5 meter.

Satelit ini  hanya menyasar 10.000 titik dari 50.000 titik pada tahap pertama peluncuran. Oleh karena itu, karena masih dirasa kurang, pemerintah juga akan meluncurkan satelit Satria-2 untuk meningkatkan kecepatan internet di Indonesia, setidaknya di wilayah 3T.

2. Nusantara Satu 

Berdasarkan catatan Bisnis, Satelit Nusantara Satu merupakan satelit komunikasi geo stasioner (geo) Indonesia ini dimiliki oleh Pasifik Satelit Nusantara (PSN). Satelit ini ditempatkan pada posisi di atas ekuator pada 146BT dan bergerak bersamaan dengan rotasi bumi.

Satelit Nusantara Satu merupakan Satelit Broadband pertama Indonesia yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan kapasitas bandwidth lebih besar untuk memberikan layanan akses broadband ke seluruh wilayah Indonesia. 

Nusantara Satu ini dibuat oleh Space Loral (SSL) Amerika Serikat dan diluncurkan pada Februari 2019 menggunakan roket peluncur Falcon-9 dari Space-X.

3. Telkom-4

Satelit PT Telkom Indonesia (TLKM) Telkom-4 resmi diluncurkan pada 7 Agustus 2018. Peluncuran satelit ini dilakukan untuk mengisi slot orbit yang sebelumnya diisi Telkom 1.

Berdasarkan catatan Bisnis, estimasi nilai investasi pengadaan Satelit Telkom 4 mencapai US$200 juta. Satelit ini didesain agar dapat memuat 60 transponder yang terdiri dari jenis C-Band dan Extended C-Band. 

Satelit ini akan memenuhi kebutuhan konsumen di indonesia, Asia Tenggara, dan Asia Selatan, baik yang merupakan perpindahan dari konsumen Satelit Telkom-1 hingga konsumen baru.

4. Telkom 3S

Satelit Telkom 3S ini juga merupakan satelit dari PT Telkom Indonesia pada 14 Februari 2017. Satelit dengan investasi sekitar US$300 juta ini menempati slot orbit 118 derajat bujur timur yang berada di atas Pulau Kalimantan yang sebelumnya ditempati oleh Satelit Telkom 2.

Dengan masa aktif satelit sekitar 15 tahun sejak diluncurkan, satelit ini memiliki kapasitas 49 transponder, terdiri atas 24 transponder C-Band (24 TPE), 8 transponder extended C-Band (12 TPE), dan 10 transponder Ku-band (13 TPE).

Satelit Telkom 3S diproduksi oleh Thales Alenia Space (TAS) milik Perancis, dengan roket peluncuran Ariane 5 ECA VA235 milik perusahaan peluncuran satelit Arianespace Eropa.

5. LAPAN A3

Lapan A3 resmi meluncur pada 22 Juni 2016 dari Sriharikota, India oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa. Satelit ini merupakan kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor yang bertujuan untuk memantau sumberdaya pangan.

Berdasarkan catatan Bisnis, satelit dengan berat 115 kilogram ini mampu mengidentifikasi lahan tutupan dan penggunaan lahan serta pemantauan lingkungan.  Selain itu, satelit ini juga dapat digunakan untuk mendukung program pemerintah di bidang maritim.

6. BRISAT

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) meluncurkan BRI Satelit (BRISAT) pada 18 Juni 2016. Perusahaan mengeluarkan biaya investasi sebesar US$250 juta atau setara dengan Rp3,375 triliun untuk BRISAT.

Satelit yang satu ini memiliki 45 transponder yang 4 transponder sisanya akan diserahkan kepada pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika.

7. LAPAN (IO-86)

Satelit Lapan-A2/LAPAN-ORARI (IO-86) resmi meluncur pada 28 September 2015. Satelit yang satu ini mengorbit bumi secara ekuatorial dan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali dalam satu hari dan sekitar 12 menit setiap waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper