Zenius Tutup, Startup EduTech Pemenang di Hati Warganet

Crysania Suhartanto
Kamis, 4 Januari 2024 | 11:20 WIB
Logo Zenius/dok. tangkapan layar X.com
Logo Zenius/dok. tangkapan layar X.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Startup edukasi-teknologi Zenius memutuskan tutup sementara usai 20 tahun beroperasi di Indonesia, karena tantangan operasional di tengah isu musim dingin teknologi yang terjadi sejak beberapa tahun terakhir. 

“Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi secara sementara, tetapi kami menjamin bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk menjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkul Indonesia yang cerdas, cerah, dan asik,” tulis dalam keterangan resmi Zenius, dikutip Kamis (4/1/2023). 

Alhasil, kata “Zenius” pun sempat menjadi kata paling tren kedua di platform media sosial X (dulu Twitter) pada Rabu (4/1/2023).

Banyak netizen yang mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Zenius yang telah membantu mereka untuk masuk ke sekolah impian. Sebagai informasi, banyak siswa yang belajar di Zenius untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian, termasuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). 

“I (lambang hati) Zenius. Mereka niat dan misinya lurus menurutku. Learning how to learn, igniting curiosity... bikin orang percaya dg kemampuan mereka, bikin betah belajar.. my goodness, kalian berhasil sbg pendidik! Zenius, kontribusi kalian bermakna u/ pendidikan Indonesia. Salute!,” ujar akun X @firlysavitri.

“Thanks zenius, keknya klo ga kenal zenius ak ga masuk ptn yang aku mau, thanks tutor2 zenius esp bang sabda, kak donna, sm bang pras ,” ujar @stoodying.

“Dulu belajar mau UN, SNMPTN jg dari sini, alhamdulillah keterima di UGM. terimakasih zenius,” tulis @bardanslm.

“Tanpa zenius mungkin gue gaakan menyandang gelar alumni Unpad sebagai anak pesantren dari daerah yang ga dipandang samsek di SNMPTN,” ujar @elfanmdi.

Tangkapan layar ucapan terima kasih Warganet kepada Zenius
Tangkapan layar ucapan terima kasih Warganet kepada Zenius

“Adek saya dulu user zenius, jual kamera instax nya biar bisa subs 1 tahun. Tekun belajar online setiap subuh, tekad dia cuma satu. Lolos sbmptn. And she did! Semenjak itu terjadi, saya engga pernah berhenti rekomendasikan platform zenius ke keluarga dan umum,” ujar @to_gethr.

Menariknya, apresiasi ini tidak hanya disuarakan oleh para pengguna, tetapi juga para mantan karyawan. Salah satunya adalah digital marketing spesialis sekaligus mantan karyawan Zenius Mikael Dewabrata. 

“Kerja setahun, tapi mayan merasakan up and down. Apapun itu, walau sebentar tapi jadi kenal banyak orang seru sampai hari ini. Thank you, maaf kalau salahnya banyak,” ujar Mikael melalui akun X @MikaelDewabrata.

Senada, salah seorang mantan karyawan Zenius Damar Bowolaksono juga merasakan hidup yang berubah setelah dirinya masuk ke Zenius. “Zenius? Ga usah ditanya lagi kontribusinya buat hidup gue. 180 derajat hidup gue berubah,” ujar Damar.

Damar bercerita, lingkungan pekerjaan di sana cukup membekas positif, karena atasan yang asik serta rekan kerja yang sangat suportif dan sangat mumpuni di bidang masing-masing. 

“Avicenna, orang dibalik kodingan zenius awal2. Avi ini juniornya Sabda di IF ITB. Avi tuh pinteeerrr bangeeet. That's why gue namain anak gue Avicenna ya karena Avi zenius ini, bukan Avicenna yg lain. Oh ya, Sabda ini CEO yg masih ngoding,” ujar Damar. 

Menanggapi semua itu, CEO Zenius Sabda PS mengaku terharu dan sangat berterima kasih atas apresiasi para pengguna ataupun mantan karyawan Zenius.

“Gue baca semua replies dan qts jadi terharu banget. Gue belum bisa ngasih banyak komen dan cerita, tapi with this tweet gue mau really appreciate & berterima kasih banget atas apresiasi kalian ke Zenius dan tim ya,” cuit @sabdaps. 

Lantas, salah seorang netizen @jr205newlivery mengatakan selama Sabda sang CEO masih hidup, dia percaya Zenius tidak akan berhenti berkiprah. Menurutnya, Zenius bisa seperti bisnis radio, hiatus beberapa tahun dan kembali dengan lebih kuat. 

Zenius Tutup

Sebagai informasi, mengutip laman Zenius, startup ini sebenarnya sudah beroperasi sejak 2004. Saat itu, para founder Zenius, mulai dari Sabda PS, Wisnu Subekti, dan Medy Suharta membentuk bisnis ini tanpa bantuan modal dari pihak eksternal sama sekali. 

Upaya inipun dilakukan demi satu cita-cita mulia, yakni mendokumentasikan materi pendidikan dalam format digital. Tentu, ini bukanlah langkah yang mudah. Salah satu kendala utamanya adalah penetrasi internet yang masih sangat terbatas. 

Oleh karena itu, Zenius memulai bisnisnya dengan membuka bimbel konvensional. Untuk versi digitalnya, mereka mencoba merekam video edukasi untuk dijual dalam bentuk CD. 

Singkat cerita, rupanya CD satuan Zenius mendapat respons positif dari masyarakat. Alhasil untuk lebih mengepakan sayapnya, Zenius dibentuk menjadi perusahaan PT Zenius Education pada 7 Juli 2007.

Pada 2009, startup edutech ini sempat mendapat pendanaan dari Northstar Group, modal ventura yang dinahkodai Patrick Walujo sebesar US$20 juta.

Sejak saat itu, Zenius mulai mengembangkan bisnisnya dengan berbagai macam konsep produk baru, termasuk website belajar online yang pertama kali meluncur pada 2010.

Pada 2019, penjualan produk Zenius melalui reseller, distributor, dan outlet resmi berakhir dan digantikan dengan aplikasi di smartphone. 

Lalu pada Desember 2019, Zenius menggratiskan lebih dari 80.000 video materi pelajarannya. Zenius cukup terkenal dengan inisiatif ini, memberikan konten materi pelajaran yang bisa diakses secara gratis. Adapun momen ini menjadi salah satu masa penting Zenius.

Di Juli 2020, menyambut tahun ajaran 2020/2021, Zenius melakukan rebranding. Zenius mengubah logo, visual, dan tagline mereka untuk menandai evolusi merek.

Pada Januari 2021, modal ventura Alpha JWC bekerja sama dengan OpenSpace Venture pun menyuntikan pendanaan seri B. Dan satu tahun setelahnya, Zenius kembali mendapatkan suntikan dana dari MDI Ventures, modal ventura milik Telkom untuk jumlah yang tak disebutkan. 

Pendanaan tersebut digunakan untuk mendukung pengembangan lebih lanjut dan perluasan ekosistem pembelajaran Zenius. 

Namun, apa daya pendanaan yang masuk tersebut tak mampu menyelamatkan Zenius dari masa musim dingin perusahan teknologi yang banyak mengguncang startup teknologi.

Pada Agustus 2022, platform edutech tersebut sempat berusaha untuk bertahan dengan melakukan reorganisasi dan memangkas jumlah karyawan dengan jumlah yang dikabarkan mencapai ratusan.

Namun, perampingan itu tidak berhasil menyelamatkan perusahaan, sampai pada Januari 2024, Zenius memutuskan berhenti beroperasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper