BSI
Dugaan kebocoran data juga terjadi di sektor keuangan khususnya di PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI. Pada Mei 2023, BSI diduga menjadi korban ransomware dan pencurian data nasabah, hingga layanannya terganggu selama beberapa hari.
Hal tersebut disampaikan oleh Founder Ethical Hacker Indonesia dan konsultan keamanan digital Teguh Aprianto melalui informasi di akun X atau sebelumnya Twitter miliknya @secgron.
Melalui cuitannya, Teguh menyebut BSI menjadi korban ransomware atau salah satu serangan siber dengan modus pemerasan yang dilakukan oleh Lockbit atau sekelompok peretas siber. Total data yang dicuri sebesar 1,5 TB yang berisi 15 juta data nasabah, karyawan, termasuk data-data seperti nama, nomor telepon, alamat, jumlah saldo, nomor kartu, transaksi, dan lain-lain.
Pihak Lockbit meminta uang tebusan kepada BSI sebesar US$20 juta atau setara Rp308 miliar (kurs: Rp15.449) untuk negosiasi, namun pihak BSI hanya menawarkan sebesar US$10 juta atau setara Rp154,4 miliar sehingga menyebabkan negosiasi terhenti.
Pada 16 Mei 2023, Lockbit menyebarkan data tersebut antara lain nama, nomor telepon, alamat, saldo rekening, nomor rekening, riwayat transaksi, tanggal pembukaan rekening, pekerjaan, dan lain-lain. Kemudian, data tersebut disebar ke publik. (Afaani Fajrianti)