Belasan Startup yang Terguncang 2023, Mayoritas e-Commerce

Redaksi
Minggu, 24 Desember 2023 | 08:49 WIB
Ilustrasi transaksi e-commerce./ Dok Freepik
Ilustrasi transaksi e-commerce./ Dok Freepik
Bagikan

9. Lummo (Saas)

9. Lummo (Saas)

Startup penyedia solusi layanan perangkat software-as-a-service (SaaS) Lummo melakukan PHK terhadap karyawannya dan menutup bisnisnya.

Pada Mei 2023, startup penyedia layanan BukuKas resmi menutup operasionalnya dan mengharuskan pengguna mengunduh data yang sudah ada di BukuKas.

Sebelumnya, aplikasi ini juga telah mendapatkan pendanaan sebesar Rp1,14 triliun dari Jeff Bezos lewat Bezos Expedition.

10. Cohive (Coworking)

 PT Evi Asia Tenggara, perusahaan operator coworking space dengan merek CoHive, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 18 Januari 2023.

"Per 18 Januari 2023, CoHive telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Indonesia. Untuk pertanyaan tentang ruang kantor/ruang acara, silakan kunjungi pemilik masing-masing secara langsung," tulis manajemen dalam situs resemi, CoHive, Selasa (7/2/2023).

Alasan CoHive terpaksa menutup operasinya adalah karena pandemi yang berkepanjangan menyebabkan kelebihan pasokan kantor dan berkurangnya suntikan dana tunai yang semakin menipis membuat pihaknya tak bisa lagi bertahan lebih lama.

 "Kami telah berjuang untuk kelangsungan hidup perusahaan selama dua tahun terakhir, terlepas dari upaya terbaik kami untuk menemukan solusi atas kesulitan kami, kami tidak dapat tinggal lebih lama," jelas manajemen.

11. Dishserve (Cloud Kitchen)

DishServe adalah startup cloud kitchen di Indonesia, mengumumkan menutup layanannya pada Mei 2023. Penutupan disebabkan pendanaan yang kurang serta model bisnis yang tidak sesuai.

CEO dan Founder DishServe, Rishabh Singhi, mengatakan alasan penutupan ini karena sejumlah faktor mulai dari bisnis hingga pendanaan tech winter pendanaan yang seda v terjadi di startup.

"Sebuah perjalanan yang luar biasa berakhir. Dengan sangat sedih saya ingin mengumumkan bahwa kami telah menutup DishServe," ujarnya di Linkedin, dikutip pada Selasa (2/5/2023).

Startup cloud kichen ini terakhir kali mengumumkan perolehan pendanaan Pra-seri A dengan nominal yang tak diungkapkan pada November 2021. Pendanaan pun dari Insignia Ventures Partners, Genting Group, dan lainnya

12. Tumbasin

Tumbasin.id merupakan salah satu dari bagian 1000 Startup Digital. Pada Mei 2023, Tumbasin resmi menghentikan operasinya karena kesulitan keuangan dan mengajukan pailit.

Berdasarkan laporan dari Tech in Asia, Kamis (21/12/2023), pada 2020 lalu Tumbasin sempat mempunyai belasan ribu pengguna aktif.

13. Mobile Premier League (Game)

Mobile Premier League (MPL)hadir di Indonesia pada tahun 2019, platform game India ini menawarkan berbagai game arcade yang dapat dimainkan oleh pengguna dari berbagai kalangan dengan konsep kompetisi konsep dan uji keterampilan. 

MPL memiliki status unicorn di India dengan total dana mencapai $375.5 juta bahkan 8 bulan sebelum pamit dari Indonesia, MPL mendapat pendanaan sekitar $150 juta.

Startup ini telah melayani Faktanya, dalam 2 tahun pertama di Indonesia, startup ini memiliki sekitar 5 juta pengguna. Apalagi saat pandemi melanda, total pengguna MPL mencapai 85%.

Pamit dari Indonesia, MPL akan berfokus ke pasar Amerika Serikat yang dinilai memiliki pertumbuhan yang menjanjikan. Bersamaan dengan akuisisi terhadap GameDuell, MPL akan berfokus pada dua pasar game dengan value tertinggi di dunia. 

“Bisnis AS telah memberikan kontribusi positif dalam kurang dari 9 bulan setelah peluncuran, bahkan lebih cepat dari India,” tutur sang pendiri, dikutip Kamis (21/12/2023).

Sementara itu, MPL mundur dari Indonesia karena pasar Indonesia dinilai tidak membawa hasil seperti yang diharapkan sang pendiri.

Undur dirinya MPL dari Indonesia dijelaskan oleh perusahaan dimana MPL melihat pengembalian yang diberikan pasar Indonesia berkali-kali lebih rendah dari India dan AS.

14. Beres.id (jasa pelayanan)

Beres.id merupakan startup yang bergerak pada bidang jasa pelayanan, seperti membantu pelanggan/ pengguna jasa untuk mengembangkan usaha mereka. Layanan jasa yang disediakan mulai dari servis AC, jasa desain interior, dan cleaning service kantor.

Melalui pernyataan yang disampaikan Co-founder and CEO Beres.id Choong Fui Yu melalui situs resmi, startup itu mengumumkan resmi berhenti operasi.

Penutupan ini terjadi setelah Beres.id mengalami gangguan operasional dan kekurangan pekerja akibat pandemi Covid-19. Selain itu, mereka juga menghadapi biaya operasional yang tinggi.

Sebelumnya beres.id, terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor startup, antara lain JD.ID, Zenius, Fabelio, dan LinkAja.

15. UangTeman (Fintech)

UangTeman telah beroperasi sejak tahun 2015 dengan nama PT Digital Alpha Indonesia. Startup tersebut telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan atau OJK sejak tahun 2017 dengan nomor registrasi S-2970/NB.111/2017.

Izin fintech lending UangTeman dicabut oleh OJK pada Maret 2022 lalu. Pencabutan tersebut dilakukan saat pegawai dan mantan pegawai menuntut gaji dan pajak yang belum dibayar selama lebih dari setahun. (Afaani Fajrianti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper