Bisnis.com, JAKARTA – James Webb Space Telescope (JWST) berhasil menangkap gambar lubang hitam atau black hole tertua yang pernah ditemukan. Benda angkasa dengan massa 1,6 juta matahari itu diperkirakan berusia 13 miliar tahun.
Mengutip Live Science, teleskop dengan kamera yang memungkinkan manusia melihat awal mula terciptanya alam semesta itu melihat lubang hitam raksasa yang dimaksud di galaxy muda bernama GN-z11. Hanya 440 juta tahun sejak alam semesta berawal.
Menurut Profesor Astrofisika Universitas Cambridge Roberto Maiolino, lubang hitam yang terbentuk pada awal terciptanya alam semesta memiliki karakteristik pertumbuhan tidak sama dengan entitas serupa berusia lebih muda.
“Lubang hitam yang terbentuk pada fase awal alam semesta tidak tumbuh sama kondusifnya dengan entitas serupa yang lahir dalam beberapa waktu terakhir,” kata Moiolino dikutip dari Live Science pada Senin (18/12/2023).
Namun, lubang hitam yang baru saja dilihat oleh James Webb tumbuh dengan sangat cepat. Kendati belum ada penjelasan pasti, Moiolino memperkirakan lubang hitam itu mengalami proses pembentukan dan pertumbuhan yang tidak biasa.
Para astronomer meyakini lubang hitam lahir dari matinya bintang berukuran raksasa, lalu tumbuh berkembang dengan melahap materi angkasa seperti gas, debu, bintang, dan lubang hitam itu sendiri.
Dalam prosesnya, materi-materi tersebut saling bergesekan dan menimbulkan panas sehingga memancarkan cahaya yang terdeteksi oleh teleskop. Lubang hitam yang terdeteksi disebut dengan istilah active galactic nuclei (AGN).
AGN terbesar yang pernah ditemukan bernama quasars. Yakni, lubang hitam super besar dengan bobot miliaran kali lebih berat dari matahari, melepaskan gas berbentuk pancaran sinar yang triliunan kali lebih terang dari bintang paling terang yang pernah ditemukan.
Secara teori, cahaya bergerak dalam kecepatan tetap dalam ruang hampa, sehingga semakin jauh para ilmuwan melihat alam semesta, semakin dalam jarak cahaya yang ditangkap, maka semakin jauh mereka melihat ke masa lalu.
Untuk menemukan lubang hitam dalam studi anyar ini, para astronom memindai langit dengan dua kamera inframerah. Yakni, Mid-Infrared Instrument (MIRI) and Near Infrared Camera milik James Webb.
Selanjutnya, para ilmuwan menggunakan spektograf bawaan kamera untuk memecah cahaya menjadi komponen frekuensi.