TikTok Aplikasi Non-game Pertama dengan Omzet Rp156,5 Triliun di Google Play

Crysania Suhartanto
Selasa, 12 Desember 2023 | 12:28 WIB
CEO TikTok Shou Zi Chew menyampaikan paparan pada acara TikTok Southeast Asia Impact Forum 2023 di Jakarta, Kamis (15/6/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
CEO TikTok Shou Zi Chew menyampaikan paparan pada acara TikTok Southeast Asia Impact Forum 2023 di Jakarta, Kamis (15/6/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Social commerce TikTok berhasil menjadi aplikasi non-game pertama dengan belanja konsumen sebesar US$10 miliar atau Rp156,5 triliun (kurs Rp15.650/US$) pada November 2023 di Google Play. 

Penghasilan inipun jauh melampaui Tinder dengan US$2 miliar dan YouTube dengan US$3 miliar.

Selain itu, TikTok saat ini menempati peringkat ketiga sebagai aplikasi dengan belanja konsumen terbanyak di dunia, di bawah Candy Crush Saga dan Clash of Clans. 

Menurut lembaga survei Data.AI, proyeksi pendapatan tersebut didapatkan dari data di iOS dan Google Play, terkait pengguna yang membeli hadiah atau koin untuk pembuat konten di platform. 

Diketahui, hadiah tersebut memang dapat diuangkan, tetapi TikTok mengambil 50% dari pembayarannya.

Angka pembelian inipun disumbang paling besar dari Amerika Serikat dan China yang sekitar 30%, kemudian baru disusul negara Arab Saudi, Jerman, Inggris, dan Jepang dengan 13% dari total penghasilan.

Laporan data.Ai
Laporan data.Ai

Diketahui, TikTok membuka tahun 2023 dengan total nominal belanja konsumen lebih dari US$6,2 miliar. Lalu, TikTok pun menambahkan lagi US$3,8 miliar atau 61% sepanjang 2023.

Peningkatan ini jauh lebih tinggi daripada penghasilan pada 2022 yang sebesar US$3,3 miliar.

Namun, perlu diakui penghasilan yang didapatkan TikTok pasti jauh lebih besar daripada angka tersebut. Sebagai informasi, TikTok juga mendapat omzet yang cukup besar melalui iklan dan e-commerce dengan adanya TikTok Shop di sejumlah negara.

Memang, bisnis yang satu ini tidak dapat dihitung labanya secara pasti. Namun, dikutip dari Oberlo, TikTok membukukan pendapatan dari iklan sebesar US$13,2 miliar atau sekitar Rp206,3 triliun pada 2023. Angka ini naik 33% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Adapun pada 2022, pendapatan tahunan TikTok dari iklan mencapai US$9,9 miliar atau Rp154,7 triliun. Angka inipun naik 155% atau 2,5 kali lipat daripada tahun sebelumnya.

TikTok pun baru menginvestasikan lebih dari US$1,5 miliar atau setara Rp23,27 triliun dengan kurs Rp15.517, sebagai komitmen jangka panjang untuk mendukung operasional Tokopedia. Diketahui, nilai investasi ini senilai 20% dari kapitalisasi pasar induk perusahaan Tokopedia, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).

Alhasil, Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan dikombinasikan di bawah PT Tokopedia. Sebagai catatan TikTok akan memiliki pengendalian atas PT Tokopedia. 

Dengan demikian, fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper