Bisnis.com, JAKARTA – Apple meluncurkan MLX, sebuah sistem yang dirancang agar berfungsi di cip produknya, kemungkinan MacBook, sehingga memungkinkan pabrikan yang didirikan mendiang Steve Jobs itu untuk menghadirkan aplikasi berbasis generative AI.
Mengutip The Verge, Apple yang dinilai sangat konservatif dalam pendekatannya terhadap teknologi AI, terinspirasi dari kerangka kerja PyTorch, Jax, dan ArrayFire ke dalam MLX. Baik Pytorch, Jax, maupun ArrayFire merupakan machine learning berbasis AI.
“Apple, yang dianggap sangat konservatif dalam pendekatannya terhadap AI, diam-diam merilis kerangka kerja dan pustaka model yang mungkin menghadirkan aplikasi AI generatif ke MacBook,” tulis The Verge, dikutip Bisnis.com, Kamis (7/12/2023).
MLX merupakan kerangka kerja machine learning yang menjadi wadah bagi pengembang untuk membangun model deep learning yang dapat diakses melalui sumber terbuka (open source) seperti GitHub dan PyPI.
Hal yang membedakan antara MLX dengan Pytorch dkk. adalah fitur memori bersama yang memungkinkan setiap tugas yang dijalankan di MLX juga berfungsi di perangkat seperti CPU dan GPU tanpa perlu memindahkan data.
Sistem buatan Apple itu dikatakan mampu melatih model AI seperti Llama (milik Meta) dan Stable Diffusion. Kemampuan yang dimiliki oleh barang terobosan anyar Apple itu dikatakan juga bermanfaat bagi banyak aplikasi AI yang ada di pasaran saat ini.
Menurut peneliti Apple, MLX Data merupakan paket kerangka kerja agnostik, efisien, serta fleksibel yang dapat memuat data menggunakan kerangka kerja sendiri dan aplikasi lain seperti PyTorch dan Jax.
Kendati demikian, MLX dikatakan berfokus kepada machine learning, bukan aplikasi AI generatif populer yang sedang ramai diaplikasikan oleh kompetitornya seperti seperti Microsoft dan Google.
“Apple bahkan menghindari penggunaan kata AI dalam banyak presentasi utamanya,” tulis The Verge.
Sekadar informasi, Apple dilaporkan mulai mengerjakan model dasar untuk melihat model mana yang dapat diterapkan di seluruh layanannya pada September 2023.