Satelit Nusantara-5 Mengorbit Pertengahan 2024, Meleset dari Target

Leo Dwi Jatmiko
Sabtu, 2 Desember 2023 | 16:34 WIB
Satelit Nusantara-III atau Satria-1 saat diluncurkan dari Florida, Amerika Serikat/doc. istimewa
Satelit Nusantara-III atau Satria-1 saat diluncurkan dari Florida, Amerika Serikat/doc. istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pasifik Satelit Nusantara berencana meluncurkan Satelit Nusantara-5 ke orbit pada pertengahan 2024, meleset dari rencana awal Desember 2023.

Dalam perhelatan rensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 Asean 2023 di Jakarta, Grup Pasifik Satelit Nusantara (PSN) melalui anak perusahaannya, PT Satelit Nusantara Lima (SNL) bersama Pemerintah Filipina mengadakan pertemuan untuk membahas perkembangan Perjanjian Layanan Kapasitas Satelit (Satellite Capacity Service Agreement), 

Perjanjian tersebut telah disepakati dengan We Are IT Philippines Inc. (WIT) pada akhir 2022 terkait dengan penggunaan kapasitas satelit Nusantara 5 (N5) di wilayah Filipina.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Satelit Nusantara-5 yang rencananya diluncurkan pada Desember 2023 akan membantu menyediakan koneksi internet berbasis satelit di daerah-daerah terpencil Filipina. Perkembangan terbaru, rencana mengorbit Nusantara-5 mundur. 

Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso mengatakan Satelit Nusantara-5 rencananya memiliki 7 ground segment yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di Cikarang, Jawa Barat. 

Satelit Nusantara-5 rencananya juga memiliki kapasitas internet yang lebih besar dari Satelit Nusantara-3 atau Satria-1 yang sekitar 150 Gbps. Satelit tersebut bakal meluncur pada pertengahan 2024, atau 6 bulan lebih lama. Tidak dijelaskan mundurnya peluncuran Nusantara-5.

“Kami akan meluncurkan Nusantara-5. Kapasitas 160 Gbps, tetapi melayani Asia Tenggara. Indonesia, Filipina sudah kami ambil habis, dengan Malaysia kami sedang bicara. Mereka beli kapasitas. [Target meluncur] tahun depan. Pertengahan kira-kira,” kata Adi kepada Bisnis, dikutip Sabtu (2/12/2023).  

Untuk diketahui, PSN telah meluncurkan 3 satelit, dengan satu diantaranya meledak di orbit. Satelit pertama adalah Satelit Nusantara Satu yang merupakan Satelit Broadband pertama Indonesia, yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan kapasitas bandwidth besar untuk memberikan layanan akses broadband.

Satelit Nusantara-I/PSN
Satelit Nusantara-I/PSN
 

Satelit Nusantara-1 memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band serta 8 spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 15 Gbps, dengan area cakupan (coverage) hingga ke seluruh wilayah Indonesia.

Nusantara Satu dibuat oleh Space System Loral (SSL), Amerika Serikat dan diluncurkan di Cape Canaveral, Amerika Serikat pada Februari 2019 menggunakan roket peluncur Falcon-9 dari perusahaan Space-X. Dalam 1 tahun, kapasistas Satelit Nusantara I telah terisi penuh. 

Kemudian, Satelit Nusantara-2 yang sesuai jadwal telah diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center (XLSC), Tiongkok menggunakan Roket Long March 3B, pada 2020. Sayangnya, satelit ini hilang kontak dan gagal mengorbit. 

Dalam pengoperasikan satelit, terdapat tiga stage. Satelit Nusantara II beroperasi normal pada stage pertama dan kedua. Setelah itu, satelit mengalami anomali pada saat stage ketiga. 

Stage ketiga itu memiliki dua roket, dan salah satu roketnya tidak menyala sehingga tidak mendapatkan kecepatan yang cukup untuk masuk ke orbit yang telah ditentukan.

Satelit Nusantara-2 terbang di ketinggian sekitar 170 KM dengan kecepatan 7.100 meter per detik, kemudian jatuh ke lautan dan tidak bisa diselamatkan, 

Adapun Satelit Nusantara-3 atau yang dikenal dengan Satelit Satria-1 saat ini telah berada diorbit dan siap menyuntikan internet ke 37.000 titik, dengan kecepatan internet per titik dibuat fleksibel antara 3 Mbps hingga 20 Mbps. 

Satelit Nusantara-III atau Satria-1 berada di orbit
Satelit Nusantara-III atau Satria-1 berada di orbit


Belum diketahui mengenai Satelit Nusantara IV, tetapi informasi yang beredar satelit tersebut adalah satelit HBS, yang Bakti Kemenkominfo kemudian memilih untuk mundur karena Satria-1 telah berada di orbit dan dana yang dimiliki dialokasikan untuk keperluan pembangunan penerima sinyal satelit Satria-1 di bumi atau RTGS. 

Terakhir, Satelit Nusantara-5 yang direncanakan meluncur pada pertengahan 2024. Satelit tersebut memiliki kapasitas 160 Gbps atau 10 Gbsp lebih tinggi dari Satelit Satria-1.

Adi mengatakan konstruksi Satelit Nusantara-5 sudah hampir selesai. Dia belum menyebutkan tempat satelit tersebut dibangun, tetapi diperkirakan meluncur pertengahan tahun ini. Dia optimistis kapasitas satelit Nusantara-5 yang besar, akan dipakai oleh banyak sektor, termasuk pertahanan. 

“Kapal, pesawat dan semua kendaraan remote area,” kata Adi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper