Bisnis.com, JAKARTA - Pasar ponsel di Asia Tenggara mengalami kenaikan pembelian sebesar 7% secara tahunan pada kuartal III/2023. Angka transaksi inipun berhasil mengalahkan China dan India yang justru mengalami penurunan 7% YoY.
Berdasarkan data dari IDC Asia-Pasifik, kenaikan ini disumbang dari pembelian hampir semua merek ponsel, mulai dari Xiaomi, Transsion, Realme, dan Apple.
Diketahui, masing-masing mengalami kenaikan secara berurutan sebesar 0,3 poin, 5,2 poin, 1,9 poin, dan 1,9 poin secara tahunan pada kuartal ini.
Adapun Xiaomi berhasil naik satu level ke posisi 3 ponsel yang paling banyak dibeli di Asia Tenggara. Kemudian, merek ponsel Transsion juga mengalami kenaikan, dari posisi 6 naik ke posisi 4.
Sementara Realme dan Apple masih stagnan di posisi 5 dan 7 merek ponsel yang paling banyak dibeli di Asia Tenggara.
Kendati demikian, Oppo, Samsung, Vivo mengalami penurunan yang cukup signifikan pada kuartal III/2023 dengan masing masing 0,9 poin, 5,6 poin, dan 2,9 poin.
Senior Research Manager Client Device Group IDC Asia/Pasific Will Wong mengatakan hal ini dikarenakan semakin banyaknya persaingan di dunia ponsel.
Adapun para pemain-pemain yang sebelumnya tertinggal dalam hal pangsa pasar pun mulai menunjukkan giginya, terutama di pasar negara berkembang.
“Transisi muncul sebagai disruptor di kawasan ini, yang berpotensi memicu lebih banyak persaingan karena semua vendor utama mengincar potensi pertumbuhan di pasar negara berkembang,” ujar Will.
Sebelumnya senior analis lembaga riset Counterpoints Febriman Abdillah mengatakan pertumbuhan ponsel di global masih sedikit tersendat karena kondisi ekonomi global yang masih belum stabil. Febri bercerita terkait perang antara Ukraina dan Rusia, ataupun perang teknologi antara China dan Amerika juga berdampak pada daya beli ponsel.
Selain itu, kendala lainnya adalah konsumen yang masih menjadikan pembelian ponsel sebagai prioritas terakhir, karena banyak kebutuhan yang lebih mendesak.
Kemudian, menurut Febri, adapula faktor dari masa pakai ponsel yang makin panjang. Diketahui, hampir semua ponsel memiliki masa pakai yang lebih dari satu tahun. Oleh karena itu, masyarakat akan cenderung berpikir berkali-kali sebelum membeli ponsel baru jika ponsel lamanya belum rusak.
“Kalau kita beli juga kita lihat dulu, apakah harganya sepadan dengan kualitasnya atau tidak,” ujar Febri.