Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. (ISAT) mendorong Indosat Digital Ecosystem (IDE) untuk meningkatkan literasi digital masyarakat. Pengetahuan dalam pemanfaatan digital menjadi hal yang penting.
SVP Head of Corporate Communication Indosat Steve Saerang mengatakan platform digital ini menyediakan ruang bagi UMKM untuk mengembangkan dan memenuhi kebutuhan operasional bisnis.
“Ini juga merupakan langkah awal Indosat untuk mewujudkan percepatan transformasi digital bangsa,” ujar Steve pada Bisnis, Rabu (22/11/2023).
Selain itu, untuk mendukung literasi digital dengan lebih lagi, Indosat juga telah menjalin kolaborasi bersama Google dengan meluncurkan Rich Communication Services (RCS) Business Messaging.
Diketahui, layanan ini menghadirkan sejumlah fitur khusus, mulai dari kemampuan membaca tanda terima, berbagi dokumen, hingga mengirimkan foto beresolusi tinggi.
Kemudian, RCS Business Messaging juga memiliki fitur branding dan verifikasi bisnis, saran balasan, serta kartu pesan carousel.
“Pelaku UMKM dapat memanfaatkan saluran ini untuk mendorong jangkauan bisnis yang sesuai dengan kebutuhan sektor usaha,” ujar Steve.
Lebih lanjut, Indosat juga berpartisipasi aktif dalam peningkatan literasi digital melalui CSR. Mulai dari Festival Film Save Our Socmed (SOS), ID Camp, SheHacks, Festival Literasi Digital Nusra, hingga Pelatihan Digital Indosat dan International Telecommunication Union (ITU).
“Melalui peningkatan literasi digital, Indosat mendukung komunitas dan masyarakat agar dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik,” ujar Steve.
Tambah Steve, hal ini sesuai dengan misi Indosat untuk menghubungkan dan memberdayakan masyarakat, serta mengakselerasi transformasi digital.
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menargetkan sebanyak 30 juta UMKM sudah melakukan digitalisasi pada 2024. Angka inipun termasuk yang ada di daerah rural ataupun 3T.
Hal ini dikarenakan kontribusi besar digitalisasi pada perekonomian negara. Pada 2030, PDB Indonesia diproyeksikan mencapai Rp24.000 triliun pada 2030. Adapun sekitar 18% atau Rp4.531 triliun di antaranya merupakan hasil dari ekonomi digital.
