Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat menyayangkan langkah TikTok yang dikabarkan ingin bekerja sama dengan platform e-commerce lokal di Indonesia.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengatakan TikTok sebenarnya dapat menjaring lebih banyak pembeli ataupun penjual, sehingga memiliki nilai ekonomi yang sangat besar.
Oleh karena itu, Huda mengatakan seharusnya TikTok bersabar dan membuat layanan e-commerce sendiri untuk platformnya.
Baca Juga Berseminya Narasi Tiktok Merapat ke GOTO |
---|
“Media sosial tempat ampuh promosi barang, dan jika mereka punya layanan e-commerce sendiri saya rasa akan “boom” seperti kemarin,” ujar Huda kepada Bisnis, Kamis (16/11/2023).
Berdasarkan survei dari Cube Asia, kehadiran TikTok Shop sempat menghebohkan masyarakat serta industri marketplace, karena 85% konsumen di social commerce terbukti mengurangi pembelanjaan di tempat lain.
E-commerce yang paling terdampak adalah e-commerce Shopee dan Lazada, dengan pengurangan masing-masing 51% dan 45%.
Kemudian, marketplace lainnya mengalami penurunan pendapatan hingga 45%. Toko-toko konvensional juga mengalami penurunan pendapatan hingga 38%.
Di sisi lain Huda mengaku kolaborasi ini juga merupakan peluang yang cukup besar, terutama bagi para e-commerce. Huda mengatakan dengan adanya kerja sama, pelaku e-commerce dapat menjaring lebih banyak pembeli maupun penjual.
“Baik dengan Tokopedia, Blibli, ataupun Bukalapak, ekosistem media sosialnya TikTok akan membantu dalam hal perluasan pangsa pasar bagi platform e-commerce,” ujar Huda.
Sebagai informasi, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyebut TikTok sudah mengadakan pembicaraan dengan 5 e-commerce di Indonesia untuk membicarakan kemitraan dalam menjalankan bisnis e-commerce.
Adapun, tiga dari kelima e-commerce yang disebut sudah dihubungi adalah Tokopedia, Bukalapak, dan Blibli.