Kemenkominfo Ingin Frekuensi 2,6GHz dan 3,5 GHz Dilelang pada 2024, Ini Siasatnya

Crysania Suhartanto
Senin, 13 November 2023 | 21:17 WIB
Pemandangan daratan dan lautan dari atas menara telekomunikasi, tempat frekuensi seluler menyebar ke masyarakat/stptower.com
Pemandangan daratan dan lautan dari atas menara telekomunikasi, tempat frekuensi seluler menyebar ke masyarakat/stptower.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah menata spektrum frekuensi 2,6 GHz dan 3,5 GHz. Rencananya, spektrum tersebut akan dilelang sebelum pergantian presiden agar dapat digunakan untuk layanan seluler. 

Direktur Penataan Sumber Daya Denny Setiawan berharap penataan spektrum frekuensi tersebut dapat selesai pada 2024, atau sebelum pergantian pemimpin.

Kemenkominfo juga sedang memperjuangkan spektrum tersebut pada Konferensi Komunikasi Radio Dunia (WRC) agar dapat dialihkan dari yang awalnya digunakan untuk satelit menjadi seluler, termasuk untuk 5G. 

“(Spektrum frekuensi) 3,5 GHz dan 2,6 GHz, kita lagi berjuang di sidang Konferensi Komunikasi Radio Dunia (WRC) ke-48,” ujar Denny dalam paparannya, Senin (13/11/2023).

Denny mengatakan WRC sudah memiliki roadmaps tersendiri. Alhasil, jika memang ada perubahan peruntukan spektrum frekuensi, hal ini perlu dikomunikasikan terlebih dahulu.

Diketahui, spektrum 2,6 GHz di Indonesia digunakan untuk satelit hingga 2024. Padahal, sebenarnya spektrum 2,6 GHz sudah digunakan Amerika Serikat dan China untuk menggelar jaringan 5G. 

Sementara, spektrum frekuensi 3,5 GHz juga masih digunakan oleh satelit C-Band (low band). 

Selain itu, Denny mengatakan hal yang cukup berat lainnya adalah migrasi frekuensi dari pemilik sebelumnya. 

Dikarenakan, menurut Denny, Kemenkominfo harus menyiapkan frekuensi pengganti dan ganti untung yang kini tengah dikaji oleh satgas lelang spektrum Kemenkominfo.

“Bagaimana kita melakukan migrasi dan faktor pengurang dengan baik, itu harus dibuat studinya, bagaimana memigrasikan existing tersebut dengan menghitung kondisi existing dan strategi migrasi secara bertahap,” ujar Denny.

Sebelumnya, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sigit Puspito Wigati Jarot mengatakan jika lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz benar diperuntukan untuk 5G, hal ini masih memiliki banyak kekurangan.

Salah satu kekurangannya adalah karena kedua frekuensi tersebut adalah low band dan high band. Padahal, untuk menggelar jaringan 5G yang tepat, membutuhkan pita frekuensi mid band yang berada di kisaran 1 GHz hingga 6 GHz.

Selain itu, belajar dari beberapa negara yang sudah menyelenggarakan 5G, kata Sigit, frekuensi yang paling banyak digunakan juga berada di frekuensi mid band.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper