Untung-Rugi Pengemudi Gojek Tarif Penumpang Makin Murah

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 30 Oktober 2023 | 12:02 WIB
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Mayestik, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Mayestik, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Langkah Gojek, unit bisnis on demand service bagian dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), untuk menghadirkan layanan baru GoRide Nego yang memungkinkan pelanggan dan mitra driver melakukan negosiasi menuai pro dan kontra. 

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura mengatakan kehadiran layanan tersebut berpotensi merugikan driver. Alasannya, tawar-menawar harga atau negosiasi cenderung membawa harga layanan yang lebih rendah, yang membuat driver rugi. 

Sementara itu, jika harga layanan dipatok pada harga atas sejak awal, ada kemungkinan pengguna memilih aplikasi ride hailing lain.  

“Harga sekarang saja driver sudah merasa dirugikan, apa lagi kalau mesti negosiasi, lalu ini menjadi kemunduran, karena dahulu Gojek lahir untuk menghadirkan harga yang fix dan jelas, bukan tawar menawar seperti ojek pangkalan,” kata Tesar, Senin (30/10/2023). 

Tesar juga memperkirakan ada retensi atau penolakan dari mitra yang merasa dirugikan, mengingat aktivitas tawar menawar arahnya adalah penerimaan harga yang lebih rendah. 

Untuk diketahui fitur tawar menawar untuk menyepakati bersama harga akhir perjalanan yang akan diluncurkan Gojek bernama GoRide Nego. Fitur ini hanyalah pilihan/ opsi baru di GoRide.

Artinya, pengemudi dan penumpang memiliki kontrol penuh untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fitur ini. GoRide Nego direncanakan untuk hadir di beberapa wilayah operasional, untuk menjangkau segmen konsumen yang lebih luas, utamanya konsumen yang menginginkan layanan dengan harga lebih terjangkau dan disepakati dengan mitra driver. 

Head of Transportation & Logistic Gojek Steven Halim mengatakan perusahaan berupaya untuk dapat terus menciptakan produk layanan yang relevan dan mampu menjawab berbagai kebutuhan seluruh pihak di ekosistem Gojek. 

“Di beberapa wilayah operasional, layanan GoRide Nego akan memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk bisa mendapatkan harga perjalanan yang lebih hemat, serta di saat yang sama terus menjaga keberlangsungan pendapatan harian mitra driver,”  kata Steven. 

Dengan langkah ini Gojek optimistis makin banyak masyarakat yang tertarik bepergian menggunakan Gojek, sehingga berdampak positif bagi potensi tingkat order yang diterima mitra driver. 

Senior Vice President Product Management Gojek, Vikrama Dhiman menjelaskan layanan GoRide Nego, menawarkan keleluasaan bagi pelanggan dan mitra driver untuk berkomunikasi langsung dan menyepakati harga perjalanan di dalam aplikasi. 

“Kami merancang produk agar proses negosiasi berlangsung mudah,sederhana dan aman, serta tetap menghadirkan opsi pembayaran non-tunai lewat GoPay.” 

Dia juga menekankan adanya kontrol penuh dari sisi pelanggan maupun mitra driver dalam menentukan harga layanan akhir sesuai tujuan pengantaran, serta keleluasaan bagi mitra driver untuk mengaktifkan fitur GoRide Nego di aplikasi driver kapan pun dibutuhkan. 

Inovasi Gojek lewat layanan GoRide Nego sejalan dengan strategi Grup GoTo dalam menghadirkan variasi produk untuk menjangkau kelompok konsumen yang lebih luas lagi, sehingga produk Gojek dapat semakin dimanfaatkan oleh seluruh segmen konsumen. 

Langkah ini dilakukan untuk memaksimalkan potensi pasar di wilayah-wilayah yang potensial. “Layanan GoRIde Nego akan hadir secara bertahap di beberapa kota, melengkapi ragam layanan transportasi yang sudah tersedia di aplikasi Gojek.

Dengan inovasi ini, masyarakat bisa mengakses beragam kebutuhan transportasi, cukup di satu aplikasi,” pungkas Steven. 

Sebelum ada GoRide Nego, inDrive (semula inDriver), juga menawarkan fitur serupa. inDrive menawarkan keunggulan yakni biaya perjalanan yang terjangkau karena kesepakatan.

Dalam hal ini, penumpang dan driver dapat melakukan tawar menawar harga untuk bisa melakukan perjalanan bisnis.

"Kami percaya bahwa dua orang selalu dapat bernegosiasi dan menemukan solusi terbaik dan mereka akan setuju satu sama lain," ucap Director of Ride-Hailing (APAC) inDrive Roman Ermoshin, dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis. 

Dia menjelaskan, penumpang pasti menginginkan harga yang relatif murah. Kemudian driver akan memberikan penawaran dengan harga tinggi. Kesepakatan bisa terjalin apabila keduanya mempunyai kebutuhan yang sama, dalam hal ini perjanjian jual-beli.

"Terkadang, jelas ada jam sibuk dimana jumlah penumpang meningkat. Kemudian ada seseorang yang ingin melakukan perjalanan dengan harga yang sangat murah dan jarak tempuh yang jauh di jam sibuk. Tentu saja orang ini akan kesulitan menemukan pengemudi. Dan itulah pasar. Itulah faktanya di lapangan," lanjut Roman.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper