Bisnis.com, JAKARTA - Platform belanja online asal China, Lazada tengah memutar otak untuk merespons persaingan di dunia e-commerce di Indonesia yang belakangan semakin ketat.
VP Category Management Lazada Indonesia, Canggih Satriatama mengatakan adanya kompetisi tersebut membuat perusahaan harus terus mencari cara baru agar tetap bertahan.
“Bukan berarti perusahaan menyerah begitu saja dengan kompetisi, tetapi tinggal bagaimana perusahaan merespons [kompetisi],” ujar Canggih pada wartawan, Jumat (27/10/2023).
Canggih mengajak industri e-commerce untuk menciptakan persaingan ekonomi kreatif dan digital yang sehat. Menurutnya, iklim bisnis yang sehat akan menguntungkan dari sisi penjual dan juga pembeli.
Dia menuturkan, pihaknya telah menyiapkan strategi untuk dapat bersaing dengan e-commerce lain. Program-program yang menarik terus disiapkan agar terus melindungi pengalaman berbelanja masyarakat.
“Bukan berarti bisa belanja murah tetapi bulan depan masyarakat tidak makan, ya susah juga,” ujar Canggih.
Canggih mengungkapkan pemberian promo besar-besaran bukan menjadi strategi yang diambil Lazada.
“Bisa jadi yang kita lihat bakar uang sebenarnya bisa lebih hemat daripada kita-kita [perusahaan yang jarang terlihat membakar uang],” ujar Canggih.
Sebagai informasi, sebelumnya dikabarkan TikTok dan Youtube sedang mempertimbangkan pengajuan izin e-commerce di Indonesia. Tindakan TikTok inipun menyusul Grup Meta yang sebelumnya telah lebih dahulu mengajukan izin.
Namun, Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih belum menerima pengajuan perizinan e-commerce dari TikTok ataupun Youtube.
CEO TikTok Shou Zi Chew dikabarkan akan bertemu Presiden Jokowi untuk membahas bisnis e-commerce baru.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengaku TikTok sudah mengajukan surat untuk bertemu presiden. Adapun pertemuan keduanya diperkirakan terjadi pada rentang 30 Oktober-5 November 2023.
“Saya sudah dengar dan senior TikTok sudah mengajukan bertemu dengan presiden,” ujar Teten pada wartawan, Selasa (24/10/2023).
Teten optimistis TikTok akan membuka platform e-commerce baru di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari besarnya pendapatan yang didapatkan pada saat mengoperasikan TikTok Shop.
Teten mengaku berdasarkan laporan yang diterimanya, TikTok Shop mendapat keuntungan hingga Rp8-9 triliun per bulannya. “Ya, pasti buka e-commerce, kan menguntungkan. Kemarin kan Rp8-9 triliun per bulan. Cukup besar kan, nggak mungkin mereka pergi.