Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah chatbot kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah memprediksi calon presiden yang akan memenangkan pemilu 2024, berdasarkan algoritma yang dikumpulkan muncul sejumlah nama mulai dari Ganjar Pranowo hingga Prabowo Subianto.
Memang terlalu dini untuk menyimpulkan hal tersebut, terlebih peta petarungan politik sangat cair. Mesin AI hanya membaca dari algoritma yang ada di dunia maya, sehingga hasilnya masih sangat mungkin berbeda.
Berdasarkan penelusuran Bisnis.com, saat mencoba mencari tahu jawaban terkait calon presiden pemenang pemilu 2024, baik Chat GPT, Bard, Bing Chat, hingga Deep AI memberikan jawaban yang berbeda.
1. ChatGPT dari OpenAI
Saat ditanya terkait pemenang pemilu 2024 Indonesia, generative AI milik raksasa teknologi Microsoft tidak berani untuk menjawab.
Sebaliknya, AI ini justru menyarankan penggunanya untuk mencari informasi terbaru dari para kader capres di laman berita terpercaya.
“Saya tidak dapat memprediksi hasil dari kejadian di masa depan, termasuk hasil pemilu. Pemenang pemilu Indonesia 2024 akan ditentukan oleh para pemilih dan proses demokrasi saat itu. Untuk terus mendapatkan informasi terkini mengenai pemilu dan hasilnya, saya sarankan untuk mengikuti sumber berita terpercaya dan tetap mengikuti perkembangan politik di Indonesia,” ujar ChatGPT.
2. Bard dari Google
Berbeda dengan ChatGPT, generative AI dari Google ini sebenarnya memberikan sejumlah pilihan jawaban terkait pertanyaan pemenang pemilu 2024.
Untuk jawaban yang pertama kali muncul, menurut Bard, survei yang tidak disebutkan asalnya menemukan Prabowo Subianto menjadi kandidat terdepan untuk menjadi presiden Indonesia 2024.
Namun, memang Bard mengatakan pemilu Indonesia akan dilaksanakan satu tahun lagi dan banyak hal yang dapat berubah dalam periode tersebut.
“Penting untuk dicatat bahwa pemilu masih satu tahun lagi, dan banyak hal yang bisa berubah dalam jangka waktu tersebut. Namun berdasarkan jajak pendapat saat ini, Prabowo Subianto menjadi kandidat yang paling berpeluang memenangkan Pilpres Indonesia 2024,” ujar Bard.
3. Bing Chat milik Microsoft
Chatbot kecerdasan buatan milik Microsoft, Bing Chat memberikan jawaban melalui riset yang diluncurkan oleh Indikator Politik, yang mana Ganjar disebut akan menang dengan 35,2% suara dari 1.811 responden.
“Per 21 Agustus 2023, Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbarunya. Dalam simulasi Pilpres, Ganjar Pranowo meraih 35,2% suara dari total 1.811 responden, disusul Prabowo Subianto,” ujar Bing Chat.
4. Deep AI
Platform chatbot AI dari Amerika Deep AI memberikan jawaban yang hampir sama dengan ChatGPT. Kecerdasan buatan ini mengaku tidak dapat memprediksi masa depan ataupun hasil pemilu yang akan datang.
“Maaf, saya tidak dapat memprediksi peristiwa atau hasil pemilu di masa depan karena saya adalah model bahasa AI dan tidak memiliki akses ke berita atau informasi terkini,” ujar DeepAI.
AI dan Pemilu AS
Sementara itu di Amerika Serikat, startup kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), Inflection AI, tengah membatasi peran chatbot AI dalam pemilu termasuk dalam pemilihan presiden AS.
Salah satu pendiri Inflection — sekaligus pendiri AI Google — Mustafa Suleyman mengatakan chatbot perusahaan tidak diizinkan untuk mengadvokasi kandidat politik manapun.
“Itu penting bagi demokrasi kita,” ujarnya, dikutip dari Bloomberg, Senin (23/10/2023).
Suleyman mengungkapkan perusahaan juga tengah berdiskusi dengan startup lainnya menjelang pemilihan presiden AS pada 2024.
Pihaknya berharap para perusahaan untuk mencegah chatbot mereka dari merekomendasikan kandidat tertentu. “Ini sangat kontroversial dan perusahaan [chatbot AI] mungkin salah, jadi peran kami adalah mundur dari hal itu,” jelasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya sempat ada survei dari Axios Morning Consult yang menemukan separuh masyarakat Amerika memperkirakan misinformasi dari AI bisa berdampak kepada perolehan suara pemilu Amerika 2024.