Satgas Bakti Sebut Pembatalan HBS Demi Internet yang Lebih Berkualitas

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 23 Oktober 2023 | 18:57 WIB
Ilustrasi konentivitas internet/unsplash
Ilustrasi konentivitas internet/unsplash
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ambisi untuk menghadirkan kualitas layanan internet yang lebih baik disebut menjadi pertimbangan badan aksesibilitas telekomunikasi dan informasi (Bakti) saat membatalkan proyek hot backup satellite (HBS). 

Ketua Umum Satgas Bakti Kemenkominfo Sarwoto Atmosutarno mengatakan bahwa satgas berpegang kepada laporan direksi Bakti dalam membatalkan proyek HBS. 

Pembatalan proyek tersebut, lanjutnya, akan membuat pemanfaatan kapasitas satelit Satria-1 yang telah meluncur dengan sukses, dapat terpakai secara optimal. Terlebih beberapa lokasi membutuhkan kapasitas akses internet yang besar. 

“Dari evaluasi pemanfaatan diperlukan double bahkan triple kebutuhan kapasitas per lokasi menjadi 2-3 Gbps, sehingga perlu tata ulang ground segment yang berakibat kepada keterbatasan anggaran. Direksi menganggap perlu fokus di sana, dan sudah berbicara dengan pihak konsortia HBS,” kata Sarwoto kepada Bisnis, Senin (23/10/2023). 

Untuk diketahui, ground segment atau stasiun bumi adalah elemen-elemen berbasis darat dari sistem ruang angkasa yang digunakan oleh operator dan personel pendukung, untuk menangkap sinyal internet dari satelit.

Sarwoto juga mengatakan apabila Bakti membutuhkan kapasitas tambahan dikemudian hari, akan dirundingkan secara governance dengan harga pasar.

Dia juga menegaskan bahwa pembatalan proyek HTS senilai Rp5,2 triliun, tidak menimbulkan kerugian negara.  

“Disetujui rekomendasi seperti itu, tidak ada kerugian negara,” kata Sarwoto. 

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengakhiri kontrak proyek Hot Backup Satellite (HBS) senilai Rp5,2 triliun. 

Diketahui satelit HBS adalah satelit cadangan dengan kapasitas internet 80 Gbps atau setengah dari kapasitas Satelit Satria yang sebesar 150 Gbps. Satelit ini awalnya digunakan untuk memitigasi atas risiko apabila terjadi gagal luncur, sekaligus sebagai kapasitas cadangan sebelum Satria-1 beroperasi secara optimal. 

Sesuai tugasnya dalam memberikan arahan dan rekomendasi kepada Bakti Kominfo, Satgas Bakti telah mengkaji usulan dan menyetujui pengakhiran lebih awal kontrak HBS setelah aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional Satria-1 yang telah meluncur dengan sukses dianalisa oleh Manajemen Bakti.  

Satuan Tugas Bakti Kominfo telah menerima dan memberi rekomendasi terkait governance, risk, and compliance atas pengakhiran kontrak hot backup satellite yang disampaikan oleh Direktur Utama BAKTI Kominfo.  

Satgas juga memastikan bahwa manajemen Bakti telah melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi-lokasi layanan publik serta mengkordinasikan pengakhiran ini dengan KNJ. Satgas menekankan pentingnya Bakti untuk mempedomani aspek tidak adanya kerugian negara yang timbul akibat pengakhiran kontrak HBS tersebut. 

“Satelit SATRIA-1 ini akan segera beroperasi awal 2024 sehingga kita akan sangat sibuk sekali dengan bagaimana memanfaatkannya secara optimal, baik untuk kapasitas space segment ataupun ground segment. Jangan sampai kita tidak fokus,” kata Sarwoto. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper