Bisnis.com, JAKARTA - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) coret Proyek Hot Backup Satellite (HBS) senilai Rp5,2 triliun.
Adapun, HBS merupakan satelit cadangan dari Satelit Republik Indonesia (SATRIA) 1, yang telah meluncur sejak 19 Juni 2023 dari Florida, Amerika Serikat.
Ketua Satuan Tugas Bakti Kominfo Sarwoto Atmosutarno melakukan pengakhiran kontrak Proyek HBS lebih awal. Anggaran untuk HBS akan direalokasikan untuk perluasan dan peningkatan akses dan konektivitas digital nasional.
“Setelah mempertimbangkan aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional SATRIA 1 yang telah meluncur dengan sukses,” jelasnya, dikutip Sabtu (21/10/2023).
Dia menuturkan usulan itu merupakan bagian dari pemanfaatan keterbatasan sumberdaya finansial dalam menuntaskan target inklusi digital nasional.
Pertimbangan pengakhiran juga dilandasi adanya upaya Manajemen Bakti Kementerian Kominfo dalam melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi layanan publik serta mengkordinasikan pengakhiran ini dengan Konsorsium Nunsantara Jaya (KNJ).
Sarwoto menuturkan total nilai proyek HBS adalah senilai Rp5,2 triliun. Pembayaran yang telah dilakukan oleh Pemerintah adalah senilai Rp3,5 triliun ditambah cost of money dan akan dikembalikan oleh KNJ.
Proyek HBS merupakan proyek yang dirancang untuk dapat beroperasi sebelum atau paling lambat bersamaan dengan Proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) Satelit Multifungsi Pemerintah Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1. Sebagaimana nama HBS, satelit itu akan berfungsi sebagai satelit cadangan jika SATRIA-1 mengalami anomali ketika meluncur.
“Hal ini ditujukan sebagai mitigasi atas risiko apabila terjadi gagal luncur dan sekaligus menyediakan kapasitas cadangan sebelum Proyek SATRIA 1 beroperasi secara optimal,” katanya.
Faktanya, pada tanggal 18 Juni 2023 dari Florida, SATRIA-1 berhasil meluncur dan saat ini tengah dalam perjalanan menuju orbit di 146 Bujur Timur. SATRIA-1 akan segera beroperasi awal 2024, oleh karena itu, Bakti Kementerian Kominfo perlu fokus untuk pemanfaatan SATRIA-1 secara optimal.