Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan ponsel pintar atau smartphone global turun sebanyak 8% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III/2023. Laporan Market Pulse dari Counterpoint juga memperlihatkan bahwa Samsung unggul atas Apple, produsen iPHone.
Berdasarkan laporan tersebut, penurunan disebabkan masih lambatnya pemulihan permintaan konsumen. Permintaan yang masih lambat tersebut dikatakan di luar ekpektasi pasar.
Samsung masih menjadi pemimpin pasar dengan menguasai seperlima dari pangsa pasar global pada kuartal ketiga tahun ini. Performa tersebut didorong oleh penjualan Flip 5 yang mencapai 2 kali lipat lebih banyak dari produk Samsung lainnya.
“Di samping itu, Samsung A Series masih menjadi pemimpin pasar untuk segmen menengah,” tulis Counterpoint dikutip Bisnis.com, Selasa (17/10/2023).
Apple menyusul di urutan kedua dengan penguasaan pangsa pasar mencapai 16% meskipun ketersediaan iPhone 15 Series yang diterima cukup baik oleh konsumen masih terbatas.
Sementara Xiaomi, Oppo, dan Vivo bersama-sama menduduki posisi 5 besar di mana ketiganya mencatatkan penurunan penjualan secara tahunan pada kuartal III/2023.
Pada kuartal tersebut, ketiganya hanya mampu memperkuat sisi penjualan di pasar utama seperti China dan India. Namun, mengalami penurunan di pasar global secara keseluruhan.
Beberapa merek yang mencatatkan kinerja tahunan apik pada kuartal III/2023 adalah Huawei, Honor, dan Transsion Group.
Penjualan Huawei terdongkrak seiring dengan peluncuran Mate 60 Series di China, sedangkan Honor didorong oleh penjualan overseas yang apik.
Sementara itu, Transsion melanjutkan tren ekspansifnya karena diuntungkan oleh pemulihan permintaan di pasar Timur Tengah dan Afrika (Middle East and Africa/MEA).
Performa apik Huawei, Honor, dan Transsion menjadi faktor penting yang berhasil menumbuhkan penjualan ponsel pintar secara kuartalan pada kuartal III/2023 sebesar 2%.
Counterpoint memperkirakan pelambatan penjualan bakal terjadi di sepanjang 2023. Tahun ini diramal menjadi titik terendah bagi penjualan ponsel pintar, terutama karena buruknya proses pemulihan di pasar negara berkembang.
