Bisnis.com, JAKARTA - PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) membeberkan rencana perusahaan dalam mengoptimalkan IndiHome, layanan internet tetap, yang belum lama diberikan oleh sang induk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).
Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengatakan melalui IndiHome, perusahaan berkomitmen untuk dapat mendorong keberlanjutan bisnis perusahaan dengan menempatkan pelanggan sebagai fokus utama.
Telkomsel akan terus memprioritaskan pelayanan pelanggan yang unggul, mendengarkan kebutuhan pelanggan, dan meresponsnya dengan layanan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih andal.
“Kami mengoptimalkan synergy value dengan terus mendorong pertumbuhan pelanggan serta inovasi layanan melalui pembaruan fitur dan paket produk yang semakin customer-centric,” kata Saki kepada Bisnis, Jumat (13/9/2023).
Sekadar informasi, Telkomsel belum lama meluncurkan Telkomsel One, layanan internet bergerak dan internet rumah yang dibundel menjadi satu. Merujuk info memo Telkom, dalam 5 tahun terakhir sekitar 90 persen pelanggan IndiHome merupakan ritel dan hanya sekitar 10 persen yang berasal dari korporasi.
Pada kuartal I/2023, IndiHome melayani 9,4 juta pelanggan atau tumbuh 7 persen secara tahunan. IndiHome membidik 10,2 juta pengguna pada 2023. Sementara itu, jumlah pelanggan Telkomsel lebih dari 150 juta di tengah upaya perusahaan dalam mengejar pertumbuhan yang sehat.
Saki mengatakan dengan solusi konektivitas yang terintegrasi, dan pelayanan pelanggan yang unggul, Telkomsel berkomitmen untuk dapat menarik lebih banyak pelanggan baru dan makin mempertahankan pelanggan yang ada, dengan secara konsisten menghadirkan layanan konektivitas terintegrasi.
Mengenai dampak kehadiran IndiHome di bisnis perusahaan, kata Saki, Telkomsel melihat sambutan yang sangat baik dari masyarakat, terutama pelanggan IndiHome dan Telkomsel sendiri.
Sambutan tersebut juga dibarengi dengan makin tumbuhnya permintaan aktivasi layanan IndiHome di sejumlah wilayah, dan kami harapkan hal tersebut dapat terus dipertahankan.
“Kami akan terus memantau pergerakan pertumbuhan jumlah pelanggan secara terukur, sehingga dapat mendorong pertumbuhan pelanggan yang sehat dan berkualitas,” kata Saki.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan FMC merupakan produk baru. Operator seluler pun masih mencari cara dalam mendorong layanan baru tersebut ke masyarakat, sehingga hasilnya kemungkinan baru akan terlihat 2 tahun lagi.
“Jadi kita masih belum bisa melihat banyak, bagaimana FMC ini akan berhasil atau tidak, pola yang terbaik bagaimana. Karena masih mencari bentuk untuk memberikan layanan bagi masyarakat,” ujar Heru.
Menurut Heru, jika dalam dua tahun mendatang FMC akan sukses, maka kedepannya bisnis ini akan sukses. Sebaliknya, jika dalam dua tahun bisnis FMC masih terkendala, maka industri harus sigap melakukan perbaikan agar pamornya tidak turun.
“Karena di Indonesia itu, keberhasilan produk baru harus menunggu dua tahun,” ujar Heru.
Kendati demikian, Heru mengaku potensi keberhasilan dari FMC masih cukup besar. Hal ini dikarenakan kesenjangan antara pengguna fixed broadband dan mobile broadband masih sangat tinggi.