FMC Telkomsel Cs Disebut Butuh 2 Tahun Lagi untuk Beri Kontribusi Positif

Crysania Suhartanto
Selasa, 10 Oktober 2023 | 18:27 WIB
Mulai 1 Juli 2023, secara legal IndiHome akan resmi berada dalam pengelolaan Telkomsel. Kesepakatan integrasi IndiHome ke Telkomsel ini merupakan wujud nyata implementasi inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC) TelkomGroup.
Mulai 1 Juli 2023, secara legal IndiHome akan resmi berada dalam pengelolaan Telkomsel. Kesepakatan integrasi IndiHome ke Telkomsel ini merupakan wujud nyata implementasi inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC) TelkomGroup.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat telekomunikasi menilai dampak positif yang dihasilkan oleh produk konvergensi fixed broadband dan mobile broadband (FMC) terhadap bisnis operator, baru akan terlihat dalam satu hingga dua tahun lagi. 

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan hal ini dikarenakan FMC merupakan produk baru. Industri operator pun masih mencari cara dalam mendorong layanan baru tersebut ke masyarakat. 

“Jadi kita masih belum bisa melihat banyak, bagaimana FMC ini akan berhasil atau tidak, pola yang terbaik bagaimana. Karena masih mencari bentuk untuk memberikan layanan bagi masyarakat,” ujar Heru kepada Bisnis, Selasa (10/9/2023).

Kendati demikian, dalam proses konsolidasi dan kajian ini, Heru menyatakan operator telekomunikasi harus sangat hati-hati dalam menentukan tarif layanan. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia masih sangat sensitif terkait harga.

Alhasil, jika FMC dibanderol dengan harga yang cukup mahal, hal tersebut akan membuat masyarakat akan beralih ke layanan operator lain atau dalam kasus terburuk, masyarakat akan enggan untuk menggunakan layanan tersebut. 

“Kalau harganya terlalu mahal ya mungkin dia pindah ke operator yang lain, atau mungkin dia tidak berminat mendapatkan layanan yang dikonvergensikan antara fixed dan mobile broadbandnya,” ujar Heru. 

Menurut Heru, jika dalam dua tahun mendatang FMC akan sukses, maka kedepannya bisnis ini akan sukses. Sebaliknya, jika dalam dua tahun bisnis FMC masih terkendala, maka industri harus sigap melakukan perbaikan agar pamornya tidak turun. 

“Karena di Indonesia itu, keberhasilan produk baru harus menunggu dua tahun,” ujar Heru. 

 Kendati demikian, Heru mengaku potensi keberhasilan dari FMC masih cukup besar. Hal ini dikarenakan kesenjangan antara pengguna fixed broadband dan mobile broadband masih sangat tinggi. 

Diketahui, berdasarkan data Asosiasi Penyedia Jaringan Internet (APJII) pada 2022, hanya 14,5 persen pengguna internet Indonesia yang menggunakan fixed broadband.

Alhasil, jika memang fixed broadband digabungkan dengan mobile broadband, harapannya pendapatan dan jumlah pengguna dari kedua layanan berpotensi meningkat. 

Sebagai informasi, saat ini tiga dari empat operator di Indonesia sudah merambat ke bisnis FMC. Mulai dari XL pada 2021, Telkomsel, dan Indosat pada 2023. 

Adapun FMC sendiri merupakan gabungan dua teknologi berbeda yakni komunikasi tetap (fixed) dan mobile atau seluler (bergerak) menjadi satu bentuk layanan yang terintegrasi. 

Berdasarkan catatan Bisnis, layanan anyar ini disebut-sebut sebagai masa depan industri telekomuikasi karena berpotensi menciptakan pendapatan baru bagi operator. 

FMC pun menjadi angin segar sehigga para operator telekomunikasi pun mematok target yang cukup tinggi pada kalanya. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper