Kecepatan Internet RI Rendah Dibanding Negara Lain, Salah IndiHome?

Crysania Suhartanto
Selasa, 3 Oktober 2023 | 08:25 WIB
Ilustrasi jaringan internet 3G, 4G, dan 5G/freepik
Ilustrasi jaringan internet 3G, 4G, dan 5G/freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Center of Economics and Law Studies (Celios) menduga rendahnya kecepatan internet Indonesia dibandingkan dengan negara lain akibat pasar internet Indonesia, khusus fixed broadband, dikuasai satu pemain.

Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengatakan di banyak daerah penetrasi ISP IndiHome mencapai 90 persen dari keseluruhan penyedia internet.

Oleh sebab itu, rendahnya kecepatan internet di Indonesia kemungkinan disebabkan masyarakat berlangganan paket IndiHome untuk paket terendah, dengan kualitas bandwidth internet kecil. Alhasil, jika diambil rata-rata, kecepatan internet menjadi rendah. 

Kondisi tersebut akan berubah ketika masyarakat mengambil paket internet yang lebih besar, yang kemudian membuat rata-rata kecepatan internet Indonesia menjadi lebih tinggi.  

“Apakah ada memang pengaruh pasar yang terkonsentrasi ke satu perusahaan yang menyebabkan internet kita makin lambat untuk pengembangannya,” ujar Huda dalam paparannya di acara Selular Business Forum: Sustainability Operator Telekomunikasi Kunci Tangguhnya Ekosistem Digital Indonesia, Senin (2/10/2023).

Diketahui, saat ini pasar internet rumah di Indonesia diperkirakan mencapai 12 juta-an. Dari jumlah tersebut, sekitar 9 jutaan pasar dikuasai oleh IndoHome. 

Menurut Huda, hal ini penting untuk dikaji, karena kecepatan internet ini merupakan hal yang krusial saat ini. Huda mengatakan dengan makin cepat internet kita, maka pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan makin cepat. 

Masalahnya, saat ini kecepatan internet Indonesia masih sangat timpang. Hal inipun terpampang nyata kalau ternyata masih banyak desa yang belum terpapar internet.

Lanjut Huda, hal ini pula yang membuat terjadinya ketimpangan digital yang sangat besar di Indonesia. “Jadi memang kalau kita lihat, masalah ketimpangan memang masih menjadi masalah di situ,” ujar Huda.

Huda pun meminta para operator mulai melakukan ekspansi ke wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) untuk memeratakan dan mempercepat digital.

Huda mengatakan, Google sudah melakukan penurunan ekspektasi pada ekonomi digital Indonesia. 

Diketahui, mulanya ekspektasi Google adalah sebesar US$146 juta atau sekitar Rp2,2 triliun pada 2025. Namun, angka itupun menurun hingga US$132 juta atau sekitar Rp2 triliun.

Oleh karena itu, Huda berharap agar kecepatan internet dari industri telekomunikasi dapat menjadi pendorong untuk mengembalikan ekspektasi global terhadap Indonesia. 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper