Kenalan dengan TikTok Shop dan Instagram Shopping, 2 Platform Belanja Online yang Viral di RI

Mutiara Nabila
Jumat, 29 September 2023 | 13:42 WIB
Instagram Shopping
Instagram Shopping
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Seiring perkembangan teknologi, internet, dan digitalisasi ekonomi tak dapat terpisahkan. Perkembangannya yang pesat berhasil mengubah cara banyak orang untuk berbelanja. 

Faktanya, dalam sedekade terakhir, terdapat perkembangan pesat dalam pengalaman berbelanja secara keseluruhan. Di samping itu, peningkatan penggunaan media sosial telah menjamin platform e-commerce favorit terintegrasi dengan akun media sosial kita. 

Dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak masa pandemi, belanja online telah menjadi pilihan favorit karena lebih nyaman bisa dilakukan di mana saja serta menjanjikan keamanan.  

Dari sekian banyak platform media sosial yang menjadi favorit dan dituju para pembeli online, TikTok Shop dan Instagram jadi salah satu yang menonjol. 

Instagram terkenal dengan barang-barang premium seperti pakaian, hingga produk gawai mahal seperti Apple. Sedangkan TikTok, sebagai platform video, menjadi pilihan tepat bagi penjual yang ingin memamerkan produk terbaru mereka.

Lalu apa saja perbedaan di antara ke duanya? 

Mengutip GoLocad.com, hal pertama yang membedakan adalah basis audiens atau jumlah orang yang dapat dijangkau dalam aplikasi. 

Pada 2022, Instagram memiliki 2 miliar pengguna aktif bulanan di seluruh dunia menjadikannya platform media sosial terbesar kedua, tepat di belakang raksasa media sosial Facebook.

Sementara itu, TikTok menempati peringkat ketiga dunia dengan 1 miliar pengguna aktif setiap bulannya.

Dengan jumlah pengguna tersebut, jika ingin toko online Anda lebih populer dengan jutaan pengikut, Anda bisa memanfaatkan kedua platform tersebut. Namun, TikTok masih tergolong baru di arena media sosial sehingga diharapkan masih dapat mengumpulkan lebih banyak pengguna di tahun-tahun mendatang. 

Instagram juga mengalami peningkatan yang stabil dalam hal pengguna baru, dengan sebagian besar berasal dari generasi milenial dan Gen Z.

Kedua, dari sisi demografis. Instagram memiliki basis pengguna yang relatif kuat di antara orang-orang berusia antara 18 hingga 34 tahun. 

Di sisi lain, TikTok cenderung mengalami peningkatan pengguna yang termasuk dalam kelompok usia 13 hingga 24 tahun, yang merupakan generasi yang lebih muda daripada di Instagram.

Menurut data Socialbee, perempuan sebanyak 57 persen lebih banyak yang menggunakan Instagram dibandingkan laki-laki hanya 43 persen. Sementara itu, pengguna TikTok sedikit lebih banyak terdiri dari laki-laki 50,7 persen dan perempuan 49,3 persen. 

Artinya, jika ingin menargetkan basis wanita yang lebih besar untuk toko online produk kosmetik, atau lini pakaian fesyen mungkin bisa mengandalkan membuka toko di Instagram.  

Sementara, jika Anda memulai dengan produk yang tidak spesifik gender, ada kemungkinan produk tersebut akan populer di TikTok, yang memiliki audiens yang lebih seimbang.

Ada juga beberapa wawasan dari pakar media sosial tentang jenis konten apa yang cocok untuk TikTok atau Instagram.  Misalnya, pengguna TikTok dikatakan lebih menyukai konten yang diambil dalam suasana santai, dan konten TikTok lebih mudah direproduksi, sehingga memberikan ruang untuk perkembangan tren di mana pengguna dapat berpartisipasi.  

Sedangkan di Instagram, penggunanya lebih terbiasa dengan konten yang diedit secara cermat, visual memukau, terkurasi, dan tampil lebih premium.

Ketiga, dari sisi strategi pembuatan konten, Instagram cenderung mengandalkan visual. Ini memungkinkan Anda memposting foto dan video menggunakan dengan filter dalam aplikasi untuk meningkatkan kualitas dan estetika foto produk yang ingin ditampilkan di toko online. 

Instagram juga memungkinkan Anda memposting kumpulan hingga 10 foto dan video, yang berfungsi jika Anda menyajikan koleksi produk yang terkait atau dapat dibeli dalam satu paket.  

Selain itu, penjual barang yang menggunakan Instagram juga dapat menggunakan Instagram Stories, dan Instagram reels.  Instagram juga memiliki opsi live streaming yang bisa Anda maksimalkan jika ingin memperkuat interaksi dengan para pengikut. 

TikTok, di sisi lain, adalah platform khusus video. Namun ada fitur terbearu salah satunya slide foto yang bisa dimanfaatkan. TikTok memiliki interface yang ramah sehingga penggunanya dapat melihat banyak konten hanya dalam waktu singkat dengan menggulir layar.  

TikTok memiliki batasan video berdurasi pendek yang mendorong pengiklan untuk beriklan secara langsung atau hard selling, dengan balutan konsep yang menghibur dan menarik.

Keuntungan lainnya dari Instagram adalah karena kedekatannya dengan Meta, pusat pembuatan konten yang lebih canggih dan memungkinkan Anda menjadwalkan postingan Anda sebelumnya, kapan pun yang dianggap paling efektif.  

Saat ini, TikTok tidak memiliki opsi ini dan perlu upaya tambahan dari pembuat konten karena mereka harus online dan mengunggah konten mereka dalam waktu terbaik yang sudah disimpulkan berdasarkan analisis profil masing-masing.

Keempat, terkait analisis Instagram memiliki seperangkat alat analisis yang dikembangkan oleh perusahaan induknya, Meta. Analisis Instagram juga dapat dilihat bersama dan diintegrasikan dengan halaman Facebook. 

Anda juga memiliki opsi untuk melihat metrik khusus Instagram. Metrik ini cukup mudah, memungkinkan penjual pemula mengevaluasi dan menarik kesimpulan dengan mudah dari kumpulan data dan informasi yang disediakan alat tersebut.

Hal ini memungkinkan penjual juga mengukur keberhasilan kampanye iklan mereka sebelumnya dan untuk menjadi pandua mengenai area mana yang perlu ditingkatkan saat mereka beriklan lagi.  

Dengan alat Instagram Analytics, penjual juga dapat melacak pertumbuhan pengikut, lokasi teratas, rentang usia, jenis kelamin, dan waktu paling aktif pengguna. 

Di sisi lain, TikTok juga memberi alat analisisnya sendiri ketika Anda mengaktifkan opsi Akun Bisnis di akun TikTok Anda. Analisis TikTok dibagi menjadi dua: Konten dan Pengikut. 

Tab konten memberikan data tentang penayangan video, penayangan profil, wilayah mana yang paling banyak menonton video Anda, dan sejenisnya. Sementara itu, tab Pengikut memberi Anda wawasan tentang karakteristik pengikut seperti jenis kelamin, lokasi, dan aktivitas pengguna.  

Namun, TikTok hanya menyimpan data ini selama 28 hari, jadi penjual atau pemilik akun bisnis mungkin harus mentransfernya ke lembar excel setiap bulan, supaya dapat memantau tren dalam jangka waktu yang lebih lama.

Kelima terkait dengan pengalaman berbelanja dalam aplikasi. Baik Instagram dan TikTok telah meluncurkan opsi mereka untuk memeriksa item pilihan pelanggan dari platform itu sendiri. 

Melalui add-on Instagram Shopping, penjual dapat menautkan toko online-nya ke profil atau reel Instagram untuk menyorot produk yang ditampilkan dalam postingan dan iklan. 

Hal ini memberikan opsi bagi pengguna untuk membeli produk tersebut dengan cepat dengan mengeklik tautan, yang akan mengarahkan mereka ke toko online Anda.

Sementara itu, TikTok Shop memungkinkan pembeli membeli langsung dari platform TikTok Shop itu sendiri. Ini juga dapat disinkronkan dengan situs toko Anda yang berbasis platform pasar online lain seperti Shopify atau WooCommerce.  

Dalam penawaran awalnya, TikTok berharap dapat memulai aktivitas e-commerce di platform tersebut dengan menyediakan opsi pengiriman gratis yang dapat dimanfaatkan oleh pembeli dan penjual.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper