Bisnis.com, JAKARTA - Baru-baru ini, TikTok resmi meluncurkan TikTok Shop di Amerika Serikat sebagai e-commerce di platform media sosial atau social commerce. Pada dasarnya, fitur yang ada di TikTok Shop Amerika hampir sama dengan TikTok Shop yang ada di Indonesia.
“Dengan TikTok Shop, kami memberi orang-orang tempat untuk merasakan kegembiraan dalam menemukan dan membeli produk baru tanpa keluar dari aplikasi,” ujar TikTok dikutip dari CNN, Selasa (26/9/2023).
Pengguna dapat menemukan dan langsung membeli produk yang ada di video TikTok. Adapun, video tersebut akan muncul di kolom FYP Page yang digerakkan oleh algoritma.
Selain itu, para pembeli juga dapat membeli barang dari kreator atau pun profil dari perusahaan yang menjual barang tersebut.
Bedanya dengan Indonesia, TikTok juga memiliki fitur “Dipenuhi oleh TikTok”. Artinya, TikTok Shop Amerika memiliki program yang dapat menangani semua logistik penjual, mulai dari penyimpanan, pengepakan, hingga pengiriman.
Menariknya, hal ini tidak hanya dapat dinikmati oleh UMKM setempat, melainkan juga dengan para penjual yang ada di China. Alhasil, dikutip dari Reuters, dengan TikTok Shop, pedagang di China akan lebih mudah untuk menjual produk mereka di Amerika Serikat.
Kendati demikian, TikTok mengatakan UMKM lokal tetap akan diprioritaskan dibandingkan penjual di luar negeri, termasuk dari negeri tirai bambu itu sendiri.
“Dengan tren berbasis komunitas seperti #TikTokMadeMeBuyIt, TikTok menginspirasi orang untuk menemukan dan berbagai produk yang mereka sukai. TikTok menciptakan budaya belanja baru,” ujar TikTok.
Dengan peluncuran ini, dikutip dari Bloomberg, TikTok berambisi untuk melipatgandakan penjualan barang dagangannya hingga mencapai US$20 miliar atau sekitar Rp309 triliun pada akhir tahun 2023 (asumsi kurs Rp.15.481/US$).
Lebih lanjut, dikutip dari Sea Marshable, kehadiran TikTok di Amerika tampaknya merupakan upaya social commerce tersebut untuk bersaing dengan perusahaan fesyen Shein dan Temu yang telah lebih dulu sukses di pasar Amerika. Selain itu, kehadiran TikTok Shop membuat pendapatan TikTok bukan hanya berasal dari iklan.
Sementara itu, nasib berbeda justru menimpa TikTok Shop di Indonesia. Pasalnya, pemerintah melarang TikTok Shop untuk melakukan transaksi langsung jual beli atau bertindak sebagai social commerce.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan bahwa social commerce hanya boleh memfasilitasi promosi barang dan jasa.
“Tidak boleh transaksi langsung, bayar langsung nggak boleh lagi,” kata Zulhas di Kompleks Istana Negara Jakarta, Senin (25/9/2023).