Bisnis.com, JAKARTA - ICT Institute menilai bisnis investasi kekinian yang belum jelas penilaiannya, seperti Non Fungible Toker (NFT), akan terus hadir di Tanah Air. Masyarakat diminta berhati-hati saat berinvestasi di dalam bisnis tersebut.
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan kewaspadaan harus dilakukan karena banyak produk investasi baru yang hanya berasal dari euforia semata.
“Intinya dengan perkembangan digital, dengan investasi kekinian digital, masyarakat harus mempelajari lebih dalam apa yang menjadi layanan yang diberikan,” ujar Heru kepada Bisnis, Jumat (22/9/2023).
Heru mengatakan kewaspadaan ini tidak hanya berlaku pada NFT, melainkan juga teknologi terbaru lainnya seperti Metaverse dan koin kripto. Hal ini dikarenakan ketiga produk investasi baru ini memiliki model bisnis yang sama.
Menurut Heru, di dalam ketiga jenis model bisnis tersebut ada ‘permainan’ yang dilakukan, yang membuat produk yang sebenarnya tidak memiliki nilai menjadi sangat bernilai.
“Ini bikin orang jadi banyak membuat hal tersebut, tetapi kan ternyata nilainya sebenarnya tidak ada,” ujar Heru.
Heru mengatakan masyarakat juga tidak boleh terpengaruh dari endorse ataupun konten yang dibuat para influencer ataupun selebgram.
Menurut Heru, hal ini dikarenakan barang-barang yang dipromosikan oleh para public figure belum memiliki kejelasan hingga saat ini.
“Ada pihak-pihak yang meng-endorse orang atau mengajak orang bermain kripto,tetapi potensi kecurangan, potensi uang hilang, kemudian juga potensi pemiliknya kabur itu cukup besar,” ujar Heru.
Sebagai informasi, pamor dua dari tiga aset digital tersebut tengah meredup saat ini. Dikutip dari Business Insider, hanya dua tahun setelah puncak euforia NFT, koleksi digital ini sudah tidak ada harganya.
Diketahui, sudah lebih dari 73.000 koleksi NFT yang sudah memiliki nilai 0 ETH atau gratis. Mirisnya, koleksi tersebut mencapai 95 persen dari keseluruhan koleksi yang ada di pasar.
Lebih lanjut, koleksi termahal di dunia dapat dibanderol hingga harga US$91,8 juta atau sekitar Rp1,4 triliun pada masanya. Namun, kini harga NFT yang paling mahal hanya berkisar US5-100 atau sekitar Rp76.000 hingga Rp1,5 juta.
Senada, uang kripto juga tengah mengalami penurunan nilai. Dikutip dari Investing, analis kripto Nicholas Merten tengah memperingatkan dunia kripto terkait tren penurunan yang berkepanjangan untuk Bitcoin (BTC) dan Altcoin.
Menurut Nicholas, hal ini dikarenakan Bank Sentral Amerika, Federal Reserve (The Fed) yang tengah menaikkan suku bunga.
Di sisi lain, Metaverse, dunia digital yang pernah hilang dari pembicaraan justru tengah mengalami perkembangan, terutama setelah kecerdasan buatan (AI) masif diperbincangkan.
Selain itu, sudah banyak tokoh publik dan brand-brand ternama yang juga sudah menggunakan Metaverse sebagai sarana promosi mereka.