Data Kualitas Udara IQAir Dituding Tak Akurat, Ini Alasannya

Anitana Widya Puspa
Senin, 18 September 2023 | 08:09 WIB
Kualitas udara di Jakarta pada Rabu (12/7/2023) pagi nomor dua terburuk di dunia berdasarkan data IQAir pada pukul 08.32 WIB. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Kualitas udara di Jakarta pada Rabu (12/7/2023) pagi nomor dua terburuk di dunia berdasarkan data IQAir pada pukul 08.32 WIB. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Data informasi kualitas udara dunia dari situs IQAir disebut tidak akurat karena menjabarkan data yang tidak sesuai.

Alasannya, alat pemantau situs IQAirs ditempatkan di lokasi yang tak sesuai dengan kajian.

Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria menyoroti terkait dengan peletakan alat detektor polusi udara yang dipasang oleh IQAir, produsen air purifier dari Swiss.

Menurutnya, detektor polutan tersebut rata-rata terpasang di produk air purifier yang dibeli oleh masyarakat atau pabrik. 

“Air purifier itu gak mungkin dong diletakkan di ruangan yang sudah sehat. Alat itu diletakkan pada ruangan seperti gudang yang tertutup, berdebu serta dengan kualitas udara ruangan yang buruk,” terangnya, Minggu (17/9/2023).

Alhasil dari pemasangan alat detektor yang terpasang pada air purifier yang diletakkan di gudang itu, detektor mengirim data secara online ke dashboard yang dimiliki oleh IQAir. 

“Jadi yang tertera udara tidak sehat itu ya antara lain di gudang yang sebenarnya sudah terpasang air purifiernya,” paparnya.

Dengan demikian, dia menilai website IQAir itu seolah-olah membuat kualitas udara terlihat buruk sekali. Hal ini tidak terlepas karena IQAir yang juga sebagai produsen beranggapan bahwa masyarakat akan membeli produknya jika ingin kualitas udaranya baik.

Hal itu membuktikan bahwa sejumlah data yang dirilis produsen air purifier itu mempunyai tujuan bisnis.

“Ya biar publik membeli produknya,” katanya.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menjelaskan peletakan sensor pendeteksi polutan yang dipasang oleh produsen air purifier di sekitar kawasan Jakarta harus sesuai dengan aturan dan standar nasional dan internasional. 

Dia memaparkan khusus untuk di ruang publik seperti taman kota, trotoar jalan protokol, serta persimpangan jalur padat juga memiliki aturan tersendiri. Khusus untuk pemasangan alat monitoring polusi udara seharusnya ditempatkan berapa meter di atas tanah.

"Pasti hasilnya kualitas udara buruk, karena alatnya diletakkan sejajar dengan sumber polusi,” 

Diakui, buruknya kualitas udara Jakarta memang berasal dari penggunaan moda transportasi dengan catatan polutan mencapai lebih dari 44 persen. Data KLHK juga menyebutkan tidak kurang dari 44 persen polusi udara disumbang dari emisi kendaraan bermotor, disusul industri 31 persen, manufaktur 10 persen, perumahan 14 persen dan komersial 1 persen.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto juga menuding situs informasi kualitas udara dunia IQAir memiliki data yang tak akurat. Sebab, alat pemantau kualitas udara milik situs itu disebut ditempatkan di lokasi yang tidak sesuai dengan kajian. 

“Alatnya ditempatkan tidak dengan sebuah kajian, tidak seduai kriteria penempatan alat. Memang misalnya kita beli ya kita bebas tempatkan di mana, ngasal saja,” kata Asep.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper