Bisnis.com, JAKARTA - Badai musim dingin teknologi diperkirakan membuat startup menjadi makin tangguh, efisien, atau bahkan berpeluang lahir sebagai unikorn (unicorn) atau perusahaan rintisan dengan valuasi di atas US$1 Miliar.
Konsultan dan penasihat ahli Komunitas AC Ventures Harumi Supit mengatakan hal ini tidak terlepas dari sulitnya pendanaan yang tengah mereka alami.
Diketahui, saat ini perusahaan rintisan makin sulit untuk mendapat pendanaan dari investor di tengah musim dingin teknologi, yang membuat startup makin mematangkan model bisnisnya sehingga dapat terus tumbuh.
“Dimana-mana proses seleksi penyuntikan dana boleh dibilang makin ketat, animo pendanaan sedang melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujar Harumi pada Bisnis, Selasa (5/9/2023).
Harumi mengatakan jika perusahaan berhasil menggunakan dana suntikan dengan efisien, startup tidak hanya bisa melewati musim dingin, juga dapat beralih dari soonicorn menuju unicorn.
Adapun musim dingin teknologi, pendapat Harumi berarkhir 2 tahun lagi, yang kemudian membuat keran unikorn lebih banyak lagi.
“Mungkin 2 tahun lagi,” kata Harumi.
Senada, Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) I Nyoman Adhiarna juga mengatakan ekonomi saat ini masih memungkinkan startup untuk menjadi perusahaan unikorn. Hal ini didasari pangsa pasar Indonesia yang masih sangat besar.
Akan tetapi, Nyoman mengatakan tantangan dan tindakan yang dilakukan perusahaan juga lebih rumit. Hal ini dikarenakan pangsa pasar yang besar saja tidak cukup untuk dapat membuat perusahaan bertahan.
Menurut Nyoman, perusahaan tersebut harus tetap berinovasi, memiliki model bisnis yang solid, serta produk market yang sehat dan berkelanjutan.
“Sekarang sedang kami coba dorong untuk melakukan kemampuan inovasi-inovasi sehingga kedepan menjadi unikorn yang lebih berkelanjutan secara bisnis,” ujar Nyoman pada Bisnis.