Bisnis.com, JAKARTA - PT Smartfren Telecom (FREN) Tbk. menilai pesan kode one time password (OTP) berbasis WhatsApp berpotensi mengurangi penerimaan negara.
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan pada masa SMS kerap digunakan sebagai sarana pengiriman OTP, pemerintah mendapatkan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yang cukup besar.
“Untuk setiap SMS yang dikirim, ada hak pemerintah berupa PNBP sebesar 1,75 persen dari pendapatan SMS yg diterima operator,” ujar Merza pada Bisnis, Senin (29/8/2023).
Namun, ketika pengiriman kode OTP ini beralih ke WhatsApp, aplikasi tersebut tidak memiliki kewajiban yang sama untuk membayar PNBP.
Memang, dikutip dari laman BPKP, badan yang harus membayar PNBP merupakan penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana pemerintah, pemanfaatan sumber daya alam, hasil-hasil pengelolaan negara, pelayanan yang dilaksanakan pemerintah, dan lain-lain.
Alhasil, SMS yang termasuk kriteria tersebut, sehingga harus membayar biaya ini. Namun, WhatsApp tidak masuk ke dalam kriteria-kriteria badan yang harus membayar PNBP.
Baca Juga Persaingan B2B: Indosat (ISAT) Target Kontribusi Naik Jadi 20 Persen, Smartfren (FREN) Incar UMKM |
---|
Padahal di sisi lain, berdasarkan catatan Bisnis, pendapatan dari bisnis SMS dari sebuah operator lokal bisa mencapai Rp3-4 triliun. Alhasil, senjakala SMS ini dapat merugikan negara sekitar Rp50 miliar.
Selain itu, Merza juga berpendapat tingkat keamanan dan keandalan WhatsApp tidak sama dengan SMS.
Menurutnya, hal ini pun akan berdampak pada berkurangnya perlindungan pada konsumen.
Sebelumnya, Ketua Bidang Rekomendasi Hukum Telematika Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Johny Siswadi juga mengatakan hal serupa.
Menurutnya, kerawanan ini dikarenakan WhatsApp yang dapat dikirim dan diterima oleh banyak perangkat. Mulai dari tab, laptop, desktop, bahkan wearables. Sementara SMS tidak dapat dioperasikan di sembarang gadget.
“Praktis SMS dapat dikirim atau diterima di handphone dan smartphone saja,” ujar Johny.
Oleh karena itu, Johny menganggap penggunaan SMS untuk OTP masih sangat diperlukan masyarakat.
Namun, Johny mengatakan sosialisasi memang harus lebih digalakkan agar masyarakat lebih paham terkait segi keamanan tersebut.