Smartfren (FREN) Bidik Pasar Luar Jawa, Telkomsel Tingkatkan Layanan

Crysania Suhartanto
Senin, 28 Agustus 2023 | 08:13 WIB
Foto udara salah satu Base Transceiver Station (BTS) PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) di kawasan Sobo, Ngada, Nusa Tenggara Timur, Selasa (1/11/2022). Site Management NTT Regional Bali Nusa PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Foto udara salah satu Base Transceiver Station (BTS) PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) di kawasan Sobo, Ngada, Nusa Tenggara Timur, Selasa (1/11/2022). Site Management NTT Regional Bali Nusa PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) tertari untuk terus memperluas layanan ke luar Pulau Jawa untuk masuk ke pasar potensial. Sementara itu incumbent, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) terus meningkatkan layanan untuk menjaga pelanggan loyal mereka. 

Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan pasardi Pulau Jawa dan pulau lainnya sama-sama memiliki potensi yang ciamik. Perusahaan pun tertarik untuk terus memperluas layanan hingga ke luar Pulau Jawa. 

Menurutnya, hal ini dikarenakan digitalisasi yang makin merata di Indonesia.

“Sekarang tidak ada potensi yang tidak bagus, semuanya bagus,” ujar Merza kepada Bisnis, dikutip Senin (28/8/2023).

Smartfren sendiri menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp2,98 triliun pada 2023. Rencananya, FREN akan menggunakan sekitar 50 persen dari anggaran untuk menambah menara Base Transceiver Station (BTS). 

Perseroan memperkirakan penambahan BTS akan memakan hingga 50 persen dari capex yang dianggarkan. FREN berencana membangun beberapa menara BTS di provinsi Bengkulu, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah. 

Saat ini posisi Smartfren cukup kuat di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah. 

Sementara itu, Direktur Sales Telkomsel Adiwinahyu B. Sigit mengatakan saat ini pasar telekomunikasi di luar Pulau Jawa juga masih sama bagusnya. 

Namun, Sigit mengakui pasar di luar Pulau Jawa juga memiliki tantangan sendiri. Hal ini dikarenakan sudah cukup banyak pemain industri telekomunikasi yang juga merambat ke pasar tersebut.

Padahal, menurut Sigit, Telkomsel merupakan operator yang sudah lebih dulu merambat ke luar Pulau Jawa. Maka dari itu, Sigit berpendapat Telkomsel masih harus meningkatkan layanannya di luar Pulau Jawa karena semakin banyaknya kompetitor.

Dengan demikian menurut Sigit, saat ini hal yang lebih prioritas untuk dilakukan adalah untuk mengelola konsumen yang sudah ada dan mendapatkan konsumen baru, dibandingkan meningkatkan teknologi yang dipakai. 

“Telkomsel makin ke sini makin melihat bahwa kami jangan teknologi sentris, kami konsumen sentris. Kami mau dengar pelanggan itu kenapa, ngapain aja, butuh apa,” ujar Sigit.

Telkomsel mengoperasikan 255.107 base transceiver station (BTS) pada semester 1/2023. Pada awal Juli 2023, Telkomsel menuntaskan proses peningkatan/pengalihan (upgrade) seluruh layanan jaringan 3G ke 4G/LTE di 504 kota/kabupaten wilayah populasi Indonesia.

Proses yang dimulai sejak Maret 2022 lalu, secara bertahap dan terukur telah dirampungkan dengan mengalihkan teknologi jaringan 3G pada lebih dari 49.000 BTS ke 4G/LTE. Jaringan tersebut telah mendorong pendapatan Telkomsel menjadi Rp44 triliun pada semester I/2023 atau tumbuh 1 persen secara tahunan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper