Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hanya berusaha untuk mendapatkan harga murah internet satelit Starlink Elon Musk, bukan untuk menghadirkan layanan Starlink langsung ke puskesmas.
Akses internet satelit Starlink ke puskesmas tetap harus melewati perusahaan telekomunikasi dalam negeri yang bekerja sama dengan Starlink, yaitu Telkomsat, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong menjelaskan bahwa pertemuan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dengan Elon Musk semata-mata hanya untuk mendapatkan harga layanan internet yang lebih murah untuk memberikan internet ke puskesmas.
Menkes, kata Usman, tidak bertujuan untuk mendatangkan langsung layanan Starlink ke ribuan puskesmas. Dengan mendapat harga yang lebih murah langsung dari Elon Musk, maka biaya yang dibayarkan penyedia layanan Starlink di Indonesia, Telkomsat, juga menjadi lebih murah dan tidak ada yang dirugikan.
“Negosiasi harga. Starlink kan sudah bekerja sama dengan Telkomsat. Menteri kesehatan meminta agar harganya bagus untuk kepentingan kesehatan dan manusia,” kata Usman kepada Bisnis, Senin (28/8/2023).
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku masih merayu CEO SpaceX Elon Musk agar bersedia menurunkan harga layanan internet Starlink untuk puskesmas menjadi di bawah US$50 atau menjadi sekitar Rp300.000 - Rp750.000 per bulan.
"Saya bilang kita tidak semiskin Rwanda, yang bayar US$50. Harusnya sekitar Rp300.000—Rp750.000 per bulan untuk mbps. Kami maunya sekitar segitulah, di bawah US$50 dengan kapasitas yang cepat sekali," kata Budi.
Budi mengatakan saat ini Kemenkes masih melakukan finalisasi kerja sama untuk pengadaan akses internet oleh Starlink pada daerah terpencil.
Menurutnya, dengan pengadaan akses internet diberikan untuk Puskesmas dan layanan kesehatan di sana akan membantu fasilitas kesehatan di daerah terpencil.
"Ada 2.200 puskesmas terindentifiaksi aksesnya buruk. Itu yang kami bicarakan dengan Elon Musk, apakah bisa dibantu yang 745 puskesmas ini bisa dikoneksikan ke internet? Ini umumnya di daerah terpencil dan tertinggal, kenapa? Karena kita mau melakukan digitalsiasi secara masif," kata Budi.
Budi melanjutkan bahwa upaya koneksi internet tersebut diharapkan dapat membantu proses skrining vaksinasi, imunisasi, timbangan antoprometri untuk kebutuhan stunting sehingga dapat dilakukan secara digital. Mengingat saat ini, layanan tersebut tidak bisa terdigitalisasi karena tidak ada koneksi yang mumpuni.
Oleh sebab itu, dia menilai dengan jaringan layanan internet milik Elon Musk tersebut, Budi menyebut puskesmas terpencil bakal memiliki kapasitas internet hingga 200 mbps download dengan harga jauh lebih murah daripada provider lokal.
Sekadar informasi, dari 10.000 puskesmas yang tersebar di Indonesia, 2.000 puskesmas di antaranya dengan 11.000 pembantu belom memiliki akses internet. Ke depannya Starlink diharapkan berperan sebagai jejaring internet yang dapat diandalkan puskesmas.