Bisnis.com, JAKARTA – Seiring dengan perkembangan digitalisasi di hampir semua sektor bisnis, kebutuhan terhadap digital talents IT (informatika teknologi) pun turut meningkat tajam.
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, proyeksi kebutuhan digital talents IT diperkirakan akan terus naik menjadi 2 juta orang pada 2025, dari 1,2 juta pada tahun 2022. Ini berarti, kenaikan terhadap permintaan tenaga IT hampir mencapai 2x lipat dalam kurun waktu tiga tahun.
Dari angka tersebut, posisi yang paling dicari oleh sektor industri adalah network operation access (1,23 juta), disusul dengan network operation backbone (235 ribu) dan software engineer (109 ribu).
Namun demikian, naiknya permintaan terhadap digital talents IT belum dibarengi oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang reliable. Menurut data dari Kemenkominfo, pada 2020, hanya ada 430.000 lulusan IT di Indonesia. Masih terdapat gap kekurangan tenaga kerja IT yang mengakibatkan banyaknya perusahaan lebih memilih untuk menggunakan pekerja lepas (freelance) atau merekrut tenaga IT dari luar negeri dengan skema outsourcing.
Melihat kebutuhan mendesak terhadap tenaga IT di berbagai sektor industri, Sagara Technology hadir dengan misi untuk menjadi platform outsourcing solusi IT terbesar di Indonesia. Sagara Technology memiliki lebih dari 200 software engineer dan developer serta lebih dari 150 layanan IT proyek berupa website serta aplikasi mobile di Indonesia.
“Keahlian Sagara Technology meliputi digital supply chain seperti perancangan solusi IT, integrasi API, hingga pengembangan produk digital, sehingga sangat cocok untuk pelaku bisnis dari berbagai skala yang membutuhkan solusi hulu ke hilir,” ungkap Devi Oktaviani, CEO, Sagara Technology, dikutip dari siaran pers, Minggu (27/8/2023).
Dia menjelaskan sejauh ini, perusahaan berhasil menjaga kualitas terbaik dalam layanan serta kolaborasi yang kokoh dengan klien. “Terbukti, 84 persen dari klien startup kami berhasil meraih pendanaan seri-A dan selanjutnya. Sementara 82 persen klien korporat kami terus mengandalkan layanan kami untuk berbagai kebutuhan, dan 96 persen proyek yang kami tangani berhasil mencapai KPI yang ditetapkan,” ungkapnya.
Menurut riset Deloitte, lebih dari 59 persen perusahaan mengandalkan tenaga outsourcing dari luar untuk mengoptimalkan efisiensi biaya. Penghematan biaya bisa mencapai 70 persen tergantung pada skala proyek yang dijalankan serta negara tempat bisnis tersebut beroperasi.
Selain itu, beberapa faktor lain yang mendorong perusahaan untuk memilih solusi outsourcing tenaga IT adalah faktor pengalaman, kapabilitas teknis, fleksibilitas, proses yang lebih cepat, dan kualitas layanan proyek IT dan IT outsourcing.