Bisnis.com, JAKARTA - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika (NASA) berencana meluncurkan roket tenaga nuklir pertama di dunia pada 2025 dengan nilai US$499 juta atau sekitar Rp7,5 triliun.
Roket yang dinamakan Demonstration Rocket for Agile Cislunar Operations (DRACO) ini diperkirakan sampai ke Mars hanya dalam 45 hari dan akan bertahan hingga 300 tahun di orbit.
Adapun kecepatan dan ketahanan roket ini tidak terlepas dari energi nuklir yang digunakan.
Sebagaimana diketahui, teknik kerja nuklir adalah memanfaatkan reaksi berantai dari atom sehingga menimbulkan daya ledak yang kuat.
Oleh karena itulah, reaktor dari DRACO akan bekerja dengan memisahkan atom uranium, yang diaktifkan dengan hidrogen panas dengan suhu 2.427 derajat celcius. Hal inipun dapat menimbulkan kekuatan yang membuat roket dapat melaju dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi.
“Setelah roket itu dirakit, DRACO akan dikirim ke orbit tinggi yang sekitar 2000 kilometer dari bumi, sehingga bahan bakar radioaktif yang berbahaya akan menjadi aman,” ujar Manajer Program DRACO di DARPA, Tabitha Dodson dikutip dari Live Science, pada Selasa (1/8/2023).
Adapun dalam proses pengerjaan DRACO, NASA juga bekerjasama dengan kontraktor pertahanan AS Lockheed Martin.
Wakil Presiden Lockheed Martin Lunar Exploration Campaigns, Kirk Shireman menyatakan hal ini akan menjadi awal dari era baru eksplorasi luar angkasa.
“Kami akan menyatukan ini, kami akan menerbangkan demonstrasi ini, mengumpulkan banyak data hebat dan benar-benar, kami yakin, mengantarkan era baru bagi Amerika Serikat dan bagi umat manusia, untuk mendukung misi eksplorasi luar angkasa,” ujar Shireman.
Sebenarnya, NASA sudah memulai penelitiannya terkait mesin termal nuklir sejak 1959. Hal inipun mengarah pada desain dan konstruksi mesin nuklir untuk Aplikasi Kendaraan Roket (NERVA).
Sayangnya, rencana inipun harus dibatalkan setelah misi Apollo berakhir pada 1973 dan terjadi pengurangan pendanaan.