Bisnis.com, SOLO - Cloudera secara resmi mulai menggunakan Blueprint Large Language Model (LLM) yang siap digunakan akan membantu pelanggan menggunakan generative artificial intelligence (AI).
Cloudera memungkinkan pelanggan untuk mengelola dan meraih value dari data mereka di lingkungan private cloud dan public cloud.
Sehingga nantinya, perusahaan bisnis dapat membangun aplikasi AI mereka sendiri yang didukung oleh LLM open source pilihan.
"Cloudera telah mengembangkan solusi hybrid open data lakehouse terbaik di kelasnya. (Kami) mengelola 25 juta terabyte data untuk pelanggan yang setara dengan para hyperscaler," ujar Daniel Newman, CEO dan Chief Analyst The Futurum Group, dalam keterangan resminya, Senin (31/7/2023).
Dari sini, perusahaan pun dapat mengambil manfaat dari perkembangan AI saat ini dan di masa depan.
Country Manager Indonesia Cloudera Erwin Sukianto memaparkan bahwa posisi Cloudera sebagai aplikasi berbasis generative AI menjadi tak tertandingi.
Hal ini juga dibuktikan dari sembilan dari sepuluh perusahaan global terbesar di berbagai industri mempercayakan aset data mereka kepada Cloudera.
Sebelumnya, Cloudera juga mencatatkan keberhasilannya dalam membuat grup layanan keuangan terbesar kedua di Asia Tenggara, Bank OCBC, mengintegrasikan AI di seluruh organisasi.
Layanan AI untuk Bank OCBC ini pun membawa inovasi baru untuk pelanggan, sehingga muncul efisiensi operasional. Sebagai hasilnya, Bank OCBC mampu meningkatkan pendapatannya dengan menganalisis data kontekstual secara real-time dari percakapan pelanggan yang terkait dengan penjualan, layanan, dan lainnya.
"Cloudera telah membantu enterprise meraih value dari AI dan ML selama bertahun-tahun. Kami akan terus berinovasi dan berinvestasi besar-besaran di seluruh rangkaian produk kami sehingga pelanggan dapat memperoleh manfaat dari aplikasi berbasis AI yang terpercaya, aman, dan bertanggung jawab," pungkas Erwin.