Gletser Tertua di Dunia Ditemukan, Berusia 2,9 Miliar Tahun

Crysania Suhartanto
Senin, 24 Juli 2023 | 06:26 WIB
Puncak Punta Rocca terlihat setelah bagian dari gletser Marmolada runtuh di Pegunungan Alpen Italia, Senin (4/7/2022). Glester tersebut runtuh di tengah rekor suhu dan menewaskan sedikitnya enam orang. REUTERS/Borut Zivulovic
Puncak Punta Rocca terlihat setelah bagian dari gletser Marmolada runtuh di Pegunungan Alpen Italia, Senin (4/7/2022). Glester tersebut runtuh di tengah rekor suhu dan menewaskan sedikitnya enam orang. REUTERS/Borut Zivulovic
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Gletser tertua di dunia berusia 2,9 miliar tahun ditemukan di dekat ladang emas Afrika Selatan, tepatnya di salah satu bagian Pongola Supergroup. 

Mengutip dari Live Science, Senin (24/7/2023), gletser tersebut ditemukan setelah ilmuwan menggali endapan serpih dan menganalisis sampel Pangola Supergroup, sebuah sukeksi tebal batuan vulkanik dan sedimen yang terbentuk pada era Mesoarcheaean. Era yang berlangsung pada 3,2 miliar hingga 2,8 miliar tahun yang lalu. 

Adapun dari endapan tersebut, para ilmuwan mengumpulkan sampel batuan sedimen yang ada di Kaapvaal Craton, sebuah batuan purba. 

Menariknya, dari batu sedimen tersebut kemudian ditemukan puing-puing yang ditinggalkan oleh gletser saat perlahan-lahan meleleh dan menyusut. Dengan demikian, hal ini merupakan bukti sejarah yang masih utuh dan tidak berubah sejak awal Bumi

“Ini adalah salah satu dari sedikit area yang tetap utuh dan tidak berubah sejak awal Bumi,” ujar seorang profesor geokimia isotop dan vulkanologi di Universitas Oregon, Ilya Bindeman. 

Kehadiran glasial ini dapat memberikan petunjuk tentang iklim dan geografi Bumi selama periode tersebut. Diketahui, ada teori yang menyatakan wilayah ini dekat dengan salah satu kutub pada 2,9 miliar tahun yang lalu. 

Selain itu, adapula teori yang menyatakan pada saat itu jumlah gas karbon dioksida yang rendah menyebabkan efek rumah kaca terbalik. Hal inipun mengakibatkan sebagian besar planet membeku.

Dengan demikian, jika teori efek rumah kaca terbalik ini benar terjadi, ini akan menjadi periode pendinginan global paling awal yang pernah tercatat.

“Ini kemajuan bertahap menuju semacam pemahaman (tentang) lingkungan awal Bumi, perubahan iklim dalam sejarah awal Bumi, dan seterusnya,” ujar profesor geologi Universitas California, Andrey Bekker.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper