Intel hingga Nvidia Desak AS Atur Ulang Regulasi Cip di China

Lydia Tesaloni Mangunsong
Selasa, 18 Juli 2023 | 12:00 WIB
Ilustrasi chip/ Bloomberg
Ilustrasi chip/ Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah produsen cip kelas dunia asal Amerika Serikat mengadakan pertemuan dengan pejabat tinggi administrasi Presiden AS Biden untuk membahas kebijakan pembatasan China yang saat ini sedang dipertimbangkan.

Perusahaan-perusahaan ingin mempertahankan keuntungan yang diperoleh selama bekerja sama dengan China, sebagaimana diketahui China menyumbang US$180 miliar atau sekitar Rp2.696,8 triliun dalam pembelian produk semikonduktor tahun lalu.

Angka tersebut lebih dari sepertiga total US$555,9 miliar atau sekitar Rp8.328,8 triliun pembelian seluruh dunia, yang mana menjadikan China pasar tunggal terbesar, menurut Asosiasi Industri Semikonduktor (SIA).

Melansir dari Reuters, Selasa (18/7/2023), pertemuan diadakan pada Senin (17/7/2023) kemarin. Diskusi dihelat oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dengan mengundang eksekutif dari Intel, Qualcomm, dan Nvidia.

Sejumlah pejabat pemerintahan seperti Sekretaris Perdagangan AS, Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, dan Direktur Dewan Keamanan Nasional AS turut hadir dalam pertemuan.

Blinken mengadakan pertemuan setelah kunjungannya ke China. Melalui diskusi dengan para eksekutif perusahaan, ia ingin mendengar langsung tentang bagaimana mereka melihat masalah rantai pasokan industri dan bagaimana pendapat mereka tentang berbisnis dengan China.

Diketahui pemerintah AS juga menaruh perhatian pada akses China ke chip AI tercanggih. Pemerintah berencana memperketat aturan terkait berapa besar kecepatan komputasi yang boleh dimiliki chip tersebut. Namun, belum ditentukan ambang batas tertentu.

"Tindakan kami telah dirancang dengan hati-hati untuk fokus pada teknologi dengan implikasi keamanan nasional, dan dirancang untuk memastikan bahwa AS dan teknologi sekutu tidak digunakan untuk merusak keamanan nasional kami," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.

Sebelumnya, SIA telah meminta pemerintahan AS untuk “menahan diri” dari pembatasan lebih lanjut penjualan chip ke China, juga mendesak pemerintah untuk mengizinkan industri terus mengakses pasar China sebagai pasar komersial terbesar di dunia untuk semikonduktor komoditas.

Selain memastikan kebijakan AS tidak menutup firma chip dari pasar China yang jelas menguntungkan, dalam pertemuan juga dibahas soal dana pemerintah yang disisihkan untuk perusahaan semikonduktor dalam Undang-Undang CHIPS. Perusahaan menuntut pemerintah untuk mempercepat pencairan dana.

Nvidia, Qualcomm, dan Intel merupakan perusahaan dengan penjualan penting di China.

Qualcomm adalah satu-satunya perusahaan yang mengantongi lisensi dari regulator AS untuk menjual chip ponsel ke Huawei Technology Co Ltd, sementara Nvidia menjual chip AI khusus untuk pasar China dengan daya tarik besar di antara perusahaan-perusahaan besar China, dan Kepala Eksekutif Intel Pat Gelsinger minggu lalu diketahui melakukan perjalanan ke China untuk mengumumkan penawaran chip AI-nya sendiri di China.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper