Elon Musk Beberkan Twitter Masih Alami Kesulitan Keuangan

Muhammad Ridwan
Senin, 17 Juli 2023 | 12:37 WIB
Ilustrasi logo Twitter dan foto Elon Musk./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi logo Twitter dan foto Elon Musk./Reuters-Dado Ruvic
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemilik Twitter, Elon Musk mengungkapkan media sosial berlambang burung itu masih mengalami kesulitan keuangan sampai dengan Juni 2023.

Dilansir dari Reuters, hal tersebut diungkapkan Musk dalam cuitannya pada Sabtu (15/7/2023). Menurutnya, kondisi keuangan Twitter masih jauh dari ekspektasi yang ditetapkan sejak Maret 2023.

"Kami masih mencatatkan arus kas negatif akibat pendapatan iklan yang turun 50 persen ditambah dengan beban utang yang berat," kata Musk dalam cuitannya.

Dalam unggahan lainnya, Musk mengatakan bahwa Twitter belum melihat adanya peningkatan yang diharapkan terjadi pada Juni. Namun, dia memprediksi akan terjadi peningkatan yang lebih baik pada bulan ini.

"Twitter Spaces juga belum menghasilkan pendapatan dan seluruhnya masih biaya," jelasnya.

Kondisi tersebut menjadi gambaran terbaru tentang kebijakan pemotongan biaya yang agresif dilakukan sejak Musk mengakuisisi Twitter pada Oktober tahun lalu tidak cukup membuat arus kas menjadi positif.

Di samping itu, kondisi yang dialami Twitter menunjukkan pendapatan iklan belum pulih secepat prediksi yang diungkapkan Musk dalam wawancara dengan BBC pada April. Dalam wawancara tersebut, Musk mengatakan sebagian besar pengiklan telah kembali ke Twitter.

Adapun, Musk telah memberhentikan ribuan karyawan dan memotong tagihan layanan cloud. Musk menyebut Twitter telah mengurangi pengeluaran di luar hutang menjadi US$1,5 miliar dari proyeksi US$4,5 miliar pada 2023.

Twitter juga menghadapi pembayaran bunga tahunan sekitar US$1,5 miliar akibat daru timbulnya hutang tersebut.

Kendati belum jelas periode penurunan pendapatan iklan sebesar 50 persen, Musk menuturkan Twitter tengah berada di jalur yang tepat untuk membukukan pendapatan US$4 miliar pada tahun ini, meski target itu tercatat turun dibandingkan dengan realisasi pada 2021 senilai US$5,1 miliar.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Muhammad Ridwan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper