Jaring 100 Juta Pengguna dalam 5 Hari, Apa Daya Tarik Threads?

Rahmi Yati
Selasa, 11 Juli 2023 | 19:04 WIB
Ilustrasi aplikasi Threads dan logo Twitter/Reuters
Ilustrasi aplikasi Threads dan logo Twitter/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi saingan Twitter dari Meta, Threads menembus 100 juta pengguna dalam lima hari. Pertumbuhan ini bahkan lebih cepat dari ChatGPT.

Dikutip dari Reuters pada Selasa (11/7/2023), menurut studi UBS, melejitnya jumlah pengguna Threads jadi 100 juta dalam lima hari ini jauh lebih cepat daripada ChatGPT milik OpenAI, yang jadi aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah pada Januari, sekitar dua bulan setelah peluncurannya.

Lantas, apa yang menjadikan aplikasi yang disebut-sebut sebagai tiruan dari Twitter tersebut begitu diminati?

Tak lama setelah peluncuran Threads, CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan, aplikasi tersebut dibuat sebagai wadah para komunitas yang lebih ramah dibandingkan dengan media sosial lainnya.

Mark menuturkan, Threads akan memiliki lingkungan yang jauh lebih positif bagi penggunanya untuk menyampaikan berpendapat, hal itu disebut sangat berbanding terbalik jika dibandingkan dengan media sosial milik Elon Musk, Twitter.

"Kami benar-benar fokus pada kebaikan dan menjadikan ini tempat yang ramah," kata Meta Zuckerberg dikutip dari Reuters, Selasa (11/7/2023).

Aplikasi Threads telah mendapatkan banyak peminat. Pasalnya, hanya dalam lima hari setelah diluncurkan, 100 juta orang telah mendaftar aplikasi Threads.

Aplikasi Threads besutan Meta benar-benar menjadi ancaman yang cukup serius bagi Twitter. Sejak dirilis lima hari lalu, Threads dikabarkan telah berhasil menggaet 100 juta pengguna.

Menurut Mark, ratusan pengguna tersebut menggunakan Threads dengan cara organik, yakni meminta sendiri agar akun IG-nya dihubungkan dengan Threads.

"Threads telah mencapai 100 juta pengguna selama akhir pekan lalu. Kebanyakan adalah permintaan organik dan kami belum menggunakan promosi dalam bentuk apapun. Saya tidak percaya ini baru 5 hari," kata Mark Zuckerberg.

Sementara itu, Bos Instagram Adam Mosseri menegaskan bahwa aplikasi Threads tidak akan memuat berita khususnya berita dan politik.

Menurutnya, ada lebih dari cukup komunitas yang luar biasa seperti olahraga, musik, fesyen, kecantikan, hiburan, dan lainnya untuk membuat platform yang dinamis tanpa perlu terlibat dalam politik atau berita keras.

Terlebih, pengawasan tambahan, negativitas, dan risiko integritas yang datang dengan politik dan berita di platform tidak sebanding dengan keterlibatan atau pendapatan tambahan.

"Aplikasi Threads baru Instagram tidak akan melakukan apa pun untuk mendorong politik dan hard news," katanya dikutip dari The Verge, Senin (10/7/2023).

Dalam beberapa tahun terakhir, Meta memang telah menjauhkan diri dari berita dan politik, termasuk mengurangi jumlah konten politik yang dilihat pengguna di Facebook.

Bahkan, perusahaan menghapus kata pencarian berita dari nama umpan Facebook tahun lalu. Perusahaan juga menanggapi undang-undang Kanada baru yang mengharuskannya membayar berita lokal dengan mengatakan akan menarik berita dari Facebook dan Instagram di negara tersebut.

Lebih lanjut Mosseri mengeklaim tujuan Threads bukanlah untuk menggantikan Twitter.

Melainkan untuk menyediakan laman atau wadah secara publik bagi komunitas di Instagram yang tidak pernah benar-benar menggunakan Twitter.

Tidak hanya itu, Threads ditujukan bagi pengguna Twitter dan platform lain yang tertarik mencari tempat untuk percakapan yang lebih ramah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Editor : Muhammad Ridwan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper