Instagram Tak Izinkan Threads Dibanjiri Konten Berita dan Politik

Rahmi Yati
Senin, 10 Juli 2023 | 14:28 WIB
Aplikasi Threads/Reuters
Aplikasi Threads/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Bos Instagram Adam Mosseri menegaskan bahwa aplikasi Threads tidak akan memuat berita khususnya berita dan politik.

Menurutnya, ada lebih dari cukup komunitas yang luar biasa seperti olahraga, musik, fesyen, kecantikan, hiburan, dan lainnya untuk membuat platform yang dinamis tanpa perlu terlibat dalam politik atau berita keras.

Apalagi, pengawasan tambahan, negativitas, dan risiko integritas yang datang dengan politik dan berita di platform tidak sebanding dengan keterlibatan atau pendapatan tambahan.

"Aplikasi Threads baru Instagram tidak akan melakukan apa pun untuk mendorong politik dan hard news," katanya dikutip dari The Verge, Senin (10/7/2023).

Dalam beberapa tahun terakhir, Meta memang telah menjauhkan diri dari berita dan politik, termasuk mengurangi jumlah konten politik yang dilihat pengguna di Facebook. Bahkan, perusahaan menghapus kata pencarian berita dari nama umpan Facebook tahun lalu.

Perusahaan juga menanggapi undang-undang Kanada baru yang mengharuskannya membayar berita lokal dengan mengatakan akan menarik berita dari Facebook dan Instagram di negara tersebut.

Lebih lanjut Mosseri mengeklaim tujuan Threads bukanlah untuk menggantikan Twitter. Melainkan untuk menyediakan laman atau wadah secara publik bagi komunitas di Instagram yang tidak pernah benar-benar menggunakan Twitter.

Bukan itu saja, Threads juga ditujukan bagi pengguna Twitter dan platform lain yang tertarik mencari tempat untuk percakapan yang lebih ramah.

Adapun Threads yang diluncurkan pekan lalu telah terbukti sukses besar. Pasalnya, sejauh ini sudah melampaui 70 juta pendaftaran.

Satu-satunya umpan yang tersedia di aplikasi itu adalah umpan algoritmik dan sudah dibanjiri selebritas dan merek. Namun begitu, tampaknya tak terhindarkan bahwa politik dan berita akan mengalir ke Threads dengan cara tertentu, terutama jika politisi dan jurnalis menggunakan platform tersebut selama siklus pemilihan presiden 2024.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Editor : Muhammad Ridwan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper