Threads Milik Mark Zuckerberg Banjir Kritik dan Dianggap Berlebihan

Arlina Laras
Senin, 10 Juli 2023 | 12:05 WIB
Ilustrasi aplikasi Threads dan logo Twitter/Reuters
Ilustrasi aplikasi Threads dan logo Twitter/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi Threads besutan CEO Meta, Mark Zuckerberg mendapat banyak kritik dari warganet. Aplikasi tersebut dinilai telah melakukan penyensoran konten secara berlebihan

Dalam satu hari peluncurannya, Threads berhasil mengumpulkan 70 juta pendaftar, menempatkannya sebagai pesaing potensial untuk dominasi Twitter yang saat ini dipegang oleh Elon Musk.

Mark Zuckerberg menyambut jumlah pendaftaran yang tinggi tersebut dan menyatakan bahwa itu jauh melebihi harapan mereka.

Threads pun dijelaskan sebagai fungsi versi berbasis teks dari aplikasi berbagi foto Instagram.

Beberapa analis menganggap peluncuran Threads sebagai ancaman serius bagi Twitter, sehingga Twitter telah mengancam untuk menuntut Meta dengan tuduhan "peniruan" aplikasi yang memanfaatkan rahasia dagang dan kekayaan intelektual Twitter untuk mempercepat pengembangannya.

Namun, melansir dari Fox News, penulis dan reporter investigasi Michael Shellenberger menilai meskipun Mark Zuckerberg menyatakan Threads sebagai platform yang bebas dan terbuka, beberapa pengguna justru mengeklaim bahwa pidato mereka telah disensor oleh Threads. 

Dirinya pun memberikan contoh konkret tentang tindakan yang diambil terhadap akun baru dari komentator konservatif terkenal Rogan O'Hanley, yang menggunakan akun @DC-Draino di Twitter.

O'Hanley mengklaim setelah menggunakan aplikasi Threads dan memposting tentang keinginannya untuk mengekspos pemerintahan korup Biden. Dia ditandai untuk penyensoran.

Dalam tangkapan layar yang dibagikan oleh O'Hanley, terlihat profil Threads diberi label peringatan bagi siapa pun yang ingin mengikutinya.

Aplikasi Threads bertanya kepada pengguna, "Apakah Anda yakin ingin mengikuti dc_draino?”

“Akun ini telah berulang kali memposting informasi palsu yang telah ditinjau oleh pemeriksa fakta independen atau bertentangan dengan Pedoman Komunitas kami,” tulisnya.

Contoh lainnya, sebuah postingan yang membahas "Non-biner tidak nyata" telah dihapus dengan label yang menunjukkan itu melanggar pedoman tentang ujaran kebencian atau simbol.
Shellenberger pun berpendapat aplikasi tersebut cenderung menuju penyensoran yang berlebihan.

Dia juga mengkritik Mark Zuckerberg atas peluncuran Threads setelah keputusan pengadilan yang membatasi tekanan pemerintah dalam menyensor postingan di media sosial.

Threads juga dikritik karena pembatasan dalam menghapus akun.

Rogan O'Hanley mengungkapkan Threads tak hanya sebagai "platform penyensoran" dan menggambarkannya sebagai "Tembok Berlin digital".

Pasalnya, Threads terhubung dengan Instagram, lantas jika pengguna menghapus satu akun, keduanya akan dihapus. Oleh karena itu, setiap orang yang mendaftar di Threads harus tetap tinggal.

Menurut kebijakan privasi Threads, pengguna memang tidak dapat menghapus profil Threads secara terpisah dari akun Instagram mereka.

Pengamat pun mengatakan, kesuksesan Threads dalam jangka panjang masih belum pasti.

Selain itu, dikatakan bahwa Threads masih dalam tahap awal, dan beberapa pengguna telah mengalami gangguan dan mengungkapkan keluhan tentang fitur yang hilang. Ini menunjukkan bahwa aplikasi tersebut masih dalam pengembangan dan belum sepenuhnya matang.

CEO Twitter Linda Yaccarino, menekankan komitmen Twitter terhadap kebebasan berbicara.

“Pengguna dapat menjadi diri mereka sendiri dan platform tersebut merupakan lapangan umum bagi para pengguna,” tutupnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Arlina Laras
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper