Bisnis.com, JAKARTA - Satelit Republik Indonesia (Satria-1) telah resmi meluncur menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Adapun, SpaceX merupakan perusahaan penerbangan luar angkasa milik Elon Musk.
Berdasarkan akun YouTube Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Senin (19/6/2023), Satelit Satria-1 meluncur sekitar pukul 5.22 WIB.
Dalam peluncurannya, selama 30 detik pertama, roket mencapai kecepatan tertingginya. Kecepatan menurun pada menit 1.22 yang diikuti dengan pelepasan mesin utama.
Tahapan tersebut dinamai Stage 1. Satelit Satria-1 akan terus melanjutkan perjalanan ke orbitnya. Pelepasan mesin utama dilakukan pada menit 2.42. Sementara roket pendorong akan kembali ke bumi.
Adapun, Roket ini merupakan roket yang bisa digunakan ulang. Falcon 9 merupakan roket yang bisa digunakan kembali dengan ratusan kali peluncuran dan telah sukses melakukan pendaratan.
Kedua mesin pendorong Satelit Satria-1 telah sukses kembali ke bumi pada menit 3.40. Dalam kondisi ini, roket telah melewati atmosfer bumi dengan kecepatan yang makin menurun.
Roket menyemburkan gas hidrogen yang berfungsi untuk mengarahkan agar sesuai dengan koordinat titik pendaratan di bumi. Pada menit 7.40 ini, Satelit Satria-1 terus melanjutkan perjalanannya ke orbit.
Pada menit 8.50 roket telah mendarat di atas lautan Atlantik. Satelit Satria-1 menuju perjalanan menuju orbit selama 27 menit ke depan.
Satelit Satria-1 diproduksi oleh perusahaan manufaktur antariksa Prancis, Thales Alenia Space (TAS). Proses produksi satelit berlangsung dari September 2020 hingga Mei 2023.
Proyek ini dilakukan dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU antara Bakti Kemenkominfo sebagai penanggung jawab dengan Konsorsium Pasifik Satelit Nusantara.
Dalam proyek Satelit Satria, PSN menyiapkan 11 stasiun bumi (gateway). Selain di Cikarang dan Banjarmasin, stasiun bumi lainnya berada di Batam, Pontianak, Tarakan, Manado, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
Adapun, PSN menjalin kerja sama dengan The North West China Research Institute of Electronic Equipment (NWIEE) untuk membangun antena yang digunakan pada 11 stasiun bumi tersebut.
PSN berkolaborasi dengan Kratos Defense dan Hughes Network Systems (HNS). Kratos Defense menyiapkan perangkat Carriers Spectrum Monitoring (CSM) Satelit Satria serta Monitoring & Control (M&C) untuk memonitor serta mengontrol perangat radio frequency di 11 stasiun bumi.