Bisnis.com, JAKARTA - Indeks kualitas udara di Jakarta disebut berada level yang tidak sehat pada Senin (12/6/2023), tetapi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memiliki versi lain terhadap kualitas udara di Indonesia.
Berdasarkan pantauan BMKG yang dirilis pada laman resminya pada Senin (12/6/2023), indeks kualitas udara di Jakarta masih terpantau tengah dalam kondisi sedang setelah sebelumnya sempat mencapai level tidak sehat.
BMKG mencatat konsentrasi partikulat (PM 2,5) di Kemayoran pada hingga pukul 12.00 WIB masih pada level sedang dengan hasil PM 2,5 yakni 44,6 mikrogram per meter kubik.
Catatan level PM 2,5 di wilayah Kemayoran terpantau paling tinggi pada pukul 02.00 WIB dengan realisasi 102,1 mikrogram per meter kubik. Jumlah tersebut masuk pada kategori kualitas udara tidak sehat.
Rata-rata tingkat kualitas udara di wilayah Kemayoran berdasarkan pantauan BMKG tersebut bergerak antara level tidak sehat dan sedang sepanjang hari ini.
Sementara itu, BMKG juga mencatat kota dengan kualitas udara sedang sepanjang hari ini yakni Palembang, Banjarbaru, Batam, Bengkulu, Kota Jambi, Muaro Jambi, Banjarbaru Maros, Medan, Sleman, Kenten Palembang, dan Semarang.
Di sisi lain, sejumlah wilayah dengan kualitas udara yang baik pada 12 Juni 2023 yakni Pekanbaru, Palangkaraya, Samarinda, Tanjung Harapan, Kotabaru, Kototabang, Lore Lindu, Pangkalanbun, Mempawah, Sintang, Sorong, dan Kubu Raya.
Sebelumnya, kualitas udara di Jakarta terpantau bertambah buruk. Bahkan, Ibu Kota menempati posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Senin.
Dilansir dari IQAir, kualitas udara Jakarta pada hari ini pukul 12.05 WIB mencapai AQI US 156 yang menempatkan sebagai kota dengan kualitas udara terburuk nomor 2 di bawah Hanoi, Vietnam.