Bisnis.com, JAKARTA - Produk unggulan dari Bytedance Ltd, TikTok membidik penjualan dari melalui kanal media sosialnya hingga US$20 miliar di tengah goyahnya penetrasi di Amerika Serikat.
Berdasarkan informasi yang dilansir Bloomberg pada Kamis (8/6/2023), TikTok disebut akan melipatgandakan tingkat penjualan produknya dari bisnis e-commerce pada tahun ini.
Perusahaan asal China itu akan mengandalkan pasarnya di Asia Tenggara yang masih menjadi kontributor paling kuat secara penjualan.
Informasi tersebut menyebutkan, target tersebut meningkat sangat pesat jika dibandingkan dengan realisasi perdagangan kotor TikTok tahun lalu yang mencapai US$4,4 miliar dari platform TikTok Shop.
Adapun, pasar yang paling berkontribusi besar untuk penjualan barang di e-commerce TikTok yakni Indonesia dengan mengandalkan influencer.
Di samping itu, TikTok disebut akan memperluas penjualan di pasar Amerika Serikat dan Eropa meski target yang dipatok hanya sebagian kecil dari US$20 miliar.
Upaya TikTok untuk memperluas operasi e-commercenya di Amerika Serikat akan menjadi berat ditengah penolakan operasi dari pejabat-pejabat yang menilai kehadirannya sebagai ancaman keamanan nasional.
TikTok memiliki modal 150 juta pengguna untuk memperluas penetrasinya di Amerika Serikat.
Sekadar informasi, TikTok Shop menjadi salah satu saluran berbelanja baru di media sosial atau kini kerap disebut sebagai social commerce.
Penjualan di TikTok Shop dapat dilakukan oleh influencer yang melakukan tayangan langsung dalam aplikasi media sosial tersebut dan telah menjadi ancaman baru bagi e-commerce seperti Shopee, dan Amazon.
Pasalnya, tren berbelanja tersebut memberikan format baru dengan memadukan hiburan dan berbelanja. Di negara asalnya, tren tersebut bahkan telah menggerus penjualan dari Alibaba dan JD.com.