Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. terus mencari perusahaan rintisan (startup) berkualitas di tengah tech winter yang masih terjadi.
Melalui anak perusahaan masing-masing yaitu PT BNI Modal Ventura (BNI Ventures) dan MDI Ventures, keduanya berharap dapat merangkul perusahaan rintisan lokal potensial dengan valuasi yang rasional.
CEO PT BNI Modal Ventura Eddi Danusaputro mengatakan setelah berhasil berinvestasi kepada sebuah startup pada kuartal I/2023, BNI Ventures akan melanjutkan pencarian perusahaan rintisan potensial pada tahun ini.
Rencananya, BNI Ventures akan berinvestasi kepada 2-3 perusahaan rintisan pada 2023.
“[Perusahaan rintisan yang diincar] masih sama. fintech dan fintech enablers di growth stage,” kata Eddi kepada Bisnis, Minggu (4/6/2023).
Eddi menuturkan meski BNI Ventures hadir sedikit telat dan muncul saat ‘musim dingin’ teknologi menerpa, peluang perusahaan untuk mendanai startup masih terbuka.
Perusahaan rintisan yang tersisa saat ini diyakini merupakan perusahaan yang berorientasi pada profit dan cenderung memiliki valuasi rasional, yang menarik bagi BNI Ventures dan perusahaan modal ventura lainnya.
Kondisi ini berbeda dengan 2-3 tahun lalu, saat perusahaan rintisan masih agresif dalam ‘membakar uang’ untuk tumbuh.
BNI Ventures sendiri resmi mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk beroperasi pada Februari 2023. Untuk modal awal, perusahaan mengantongi dana sebesar Rp500 miliar.
“Menurut saya ini sebuah ‘keberuntungan’ karena dapat memperoleh startups dengan valuasi yang lebih ‘masuk akal’, asal memang bagus fundamentalnya,” kata Eddi.
Adapun mengenai rumor modal ventura Sea Capital yang ditutup oleh Sea Ltd dan dampaknya terhadap perusahaan modal ventura dalam negeri, Eddi enggan berkomentar.
Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya mengatakan secara bertahap Telkom telah berinvestasi sebesar US$500 juta di MDI Ventures. Investasi tidak hanya berasal dari dana internal, juga eksternal.
MDI Ventures akan tetap berinvestasi di tengah ‘musim dingin’ startup dengan mempertimbangkan parameter-parameter baru.
“Ketika ingin melakukan investasi ada parameter-parameter baru yang kami implementasikan, di mana lebih concern dan terarah pada profit oriented, tanpa mengurangi kapasitas MDI untuk berinvestasi di startup-startup Indonesia yang potensial,” kata Budi dalam acara RUPST Telkom beberapa waktu lalu.
Dilansir dari laman resmi, MDI Ventures telah berinvestasi ke lebih dari 80 perusahaan rintisan dan menghasilkan kumulatif nilai sinergi sebesar Rp8,6 triliun.
Pada April 2023, MDI Ventures melakukan kemitraan strategis dengan Antler Germany, early-stage venture capital dan global startup generator, untuk mengeksplorasi potensi portofolio startup global, khususnya startup dengan karakter deeptech seperti, sektor bio-tech, cybersecurity, dan climate tech yang ingin menembus pasar Indonesia.
CEO MDI Ventures, Donald Wihardja mengatakan melalui kemitraan dengan Antler Germany, MDI Ventures akan memfasilitasi potensi investasi startup yang dapat menghadirkan teknologi mutakhir yang menarik, dan dapat menguntungkan pasar Indonesia.
"Kami [MDI ventures] juga bisa memfasilitasi pertumbuhan dan kontribusi mereka terhadap ekosistem startup di Indonesia melalui akses MDI ke bisnis BUMN," ujarnya.