Bisnis.com, JAKARTA - Pasar smartphone Indonesia kembali mengalami penurunan di kuartal I/2023 sebesar 11,9 persen year-over-year (YoY) dan 7,2 persen quarter-over-quarter (QoQ), menjadi 7,9 juta unit, menurut International Data Corporation (IDC) Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker.
Associate Market Analyst, IDC Indonesia, Vanessa Aurelia, mengatakan meskipun bulan Ramadan yang datang lebih awal pada tahun ini sedikit mendorong kegiatan belanja di akhir kuartal pertama tahun ini. Namun, hal tersebut tidak cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan pasar yang masih jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
"Belanja konsumen terfokus pada pakaian, makanan, dan travel, bukan pada perangkat elektronik. Permintaan pasar diperkirakan akan tetap lemah dan tanpa faktor pendorong besar, maka dari itu pasar diperkirakan akan menurun di sekitar persenan satu digit," ucap Vannesa dalam keterangan resmi, Jumat (2/6/2023).
Smartphone pada rentang harga di bawah US$200 mengalami sedikit peningkatan dan menguasai 76 persen dari keseluruhan pasar smartphone Indonesia, tetapi segmen tersebut masih mengalami penurunan 8 persen YoY di tengah menurunnya konsumsi masyarakat.
Adapun, smartpghone segmen mid-range dengan kisaran US$200 hingga di bawah US$600 juga mengalami penurunan sebesar 35 persen YoY.
Namun, perangkat pada kategori rentang harga yang lebih tinggi yaitu di atas US$600 berhasil tumbuh 71 persen YoY, dipimpin oleh Samsung dan Apple.
Smartphone 5G bertumbuh sebesar 38 persen YoY, mencapai 18 persen dari keseluruhan pasar smartphone Indonesia, naik dari 11 persen pada periode yang sama di tahun lalu.
Vanessa menilai pasar Smartphone menunjukkan performa yang jauh lebih rendah daripada tahun lalu, walaupun bulan Ramadan datang lebih awal di tahun ini. IDC pun memprediksi pada kuartal mendatang permintaan pasar akan kembali turun lagi.